TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan pemerintah sedang memicu pergerakan penumpang angkutan pesawat rute domestik agar tumbuh secara bertahap. Ia mengakui saat ini performa pergerakan pesawat masih loyo.
"Kondisi drop banget. Performa penerbangan sampai saat ini baru 48 persen (dibandingkan saat normal)," kata Novie saat dihubungi Tempo, Selasa, 18 Agustus 2020.
Kemenhub telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk membangkitkan kembali sektor penerbangan di masa kenormalan baru. Baru-baru ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengembalikan angkutan niaga berjadwal jenis jet dari Bandara Internasional Jawa Barat atau Bandara Kertajati ke Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Pengalihan rute dari Kertajati ke Bandung yang berlaku mulai 20 Agustus disinyalir dapat meningkatkan animo masyarakat untuk kembali melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Dua maskapai pu sudah mengkonfirmasi pemindahannya, yakni Citilink dan Lion Air, untuk destinasi-destinasi tertentu.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan telah merancang besaran pemberian stimulus untuk pelaku usaha. Rencana insentif yang sedang diusulkan ialah sebesar Rp 370 miliar.
Dari total stimulus itu, ada dua hal yang diharapkan dapat disasar. Keduanya adalah insentif untuk meringankan kalibrasi fasilitas kenavigasian sebesar Rp 91 miliar dan pembebasan biaya pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau passanger service charge untuk 2,5 juta penumpang.
Perhitungan ini didapatkan dari data pengguna jasa transportasi udara di 13 bandara pendukung pariwisata. Semisal Borobudur, Labuan Bajo, Likupang, Bali, dan Mandalika. "Namun angka ini belum ditelaah oleh Kementerian Keuangan," ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
Baca juga: Maskapai Akan Operasikan Kembali Pesawat Jet di Bandara Husein Sastranegara