TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Udara sedang memesan pesawat angkut raksasa Airbus A400M. Pesawat khusus angkut ini bisa membawa muatan 30 ton, sementara pesaingnya rata-rata hanya mampu mengangkut 20 ton.
Kelebihan lain adalah bisa mengisi bahan bakar pesawat lain di udara. Untuk memperkenalkannya ke publik, Airbus sengaja membawanya untuk dipamerkan di Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, 18-21 September 2024.
Ed Horne, penasihat militer senior-mobilitas udara dan bidang pemasaran produk Airbus mengatakan sengaja membawa pesawat ini ketika diundang ke BIAS, sebab Indonesia memesan dua unit yang sama.
“Indonesia memesan dua dan yang pertama akan dikirim 2025, kami sebagai pembuat membawa ini ke Bali International Airshow, undangan diterima oleh Angkatan Udara Jerman dari Kemenko Marves,” kata Ed Horne, di Kabupaten Badung, Kamis pekan lalu.
Pesawat militer yang dipesan TNI AU ini berkekuatan tinggi dan selama ini sudah digunakan juga oleh Inggris, Prancis, Belgia, dan negara besar lainnya.
“Mesinnya punya 11 ribu tenaga kuda, karena mesinnya kuat bisa bawa muatan sampai 30 ribu ton, sementara pesawat lain dengan panjang sama hanya mampu 20 ribu ton,” ujar Horne.
Secara spesifik, ia menyebut Airbus A400M memiliki 12 roda yang dapat membuat pesawat ini mendarat di landasan selain aspal, pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar untuk pesawat lain selama di udara.
“Pesawat ini bisa mendarat di landasan pasir, kerikil atau rumput, pesawat ini juga memiliki kemampuan terbang lebih lambat, karena bisa terbang lebih lambat jadi helikopter bisa mengejar dan bisa diisi bensinnya oleh pesawat ini,” ujarnya pula.
Karena pesawat Jerman ini dapat terbang hingga 470 mil laut dan memiliki penampungan besar, Horne menyebut umumnya digunakan untuk pengangkutan muatan yang jauh dan sulit.
“Jadi TNI AU memiliki kemampuan untuk membawa kargo yang sangat besar dan berat dari ujung nusantara ke ujung yang lain, misalnya untuk keperluan mitigasi bencana,” kata dia lagi.
Mantan pilot angkatan udara itu belum tahu penggunaan pesawat militer ini ketika sampai di Indonesia nanti, namun umumnya untuk mitigasi bencana, transportasi muatan tertentu, atau membawa pasukan dengan kapasitas pesawat sekitar 116 orang.
“Jadi misalnya barang atau kendaraan yang besar dan berat itu bisa masuk ke dalam, ekskavator bisa langsung masuk, kendaraan militer yang berlapis baja juga bisa masuk ke pesawat ini,” ujarnya.
Di Bali International Airshow, Airbus tidak hanya memamerkan pesawat militernya, namun juga berbagi cerita soal pesawat komersial yang sudah sebanyak 480 unit di Indonesia, dan 490 unit sedang dipesan.
Airbus President Asia Pacific Anand Stanley mengatakan saat ini mereka menawarkan A220, pesawat komersial kecil lorong tunggal yang memiliki jangkauan jauh untuk memotong potensi transit perjalanan panjang dalam negeri.
Ia mencontohkan perjalanan udara dari Banda Aceh ke Merauke yang memerlukan waktu 13 jam 35 menit dengan dua kali transit, sementara A220 dapat memberikan penerbangan langsung tanpa henti.
“A220, dengan seluruh kemampuannya itu, juga memiliki tingkat konsumsi bahan bakar dan emisi karbon yang secara signifikan lebih rendah, sehingga berkontribusi pada ambisi keberlanjutan Indonesia tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Hingga saat ini untuk pesawat komersial, A330 Neo banyak digunakan Garuda Indonesia dan Lion Group.
“Keekonomisan pengoperasian A330 Neo yang bertenaga mesin generasi terbaru dan menggabungkan berbagai teknologi baru serta peningkatan aerodinamika, menjadikannya pilihan yang tepat bagi maskapai yang sedang melebarkan sayap dan terus berkembang,” kata Stanley.
TNI AU Tambah 4 Helikopter
Foto ilustrasi helikopter H145 buatan Airbus Helicopters Prancis. ANTARA/HO-Airbus Helicopters
TNI Angkatan Udara bakal diperkuat empat helikopter baru H145 buatan Airbus Helicopters Prancis bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (DI).
Dalam rangkaian pameran pesawat dan teknologi kedirgantaraan Bali International Air Show (BIAS) 2024 di kompleks Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu, 18 September 2024, pembelian empat helikopter H145 itu diumumkan ke publik oleh perwakilan PT DI dan Airbus, disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan, saat dihubungi di Jakarta, Rabu malam, membenarkan keterlibatan PT DI dalam pembelian dan kerja sama pembuatan empat helikopter Airbus itu.
"PT DI tidak hanya akan mendukung pengiriman helikopter H145, tetapi juga ini akan meningkatkan kemampuan kami dalam hal integrasi dan perakitan di fasilitas (PT DI)," kata Gita Amperiawan.
Dalam siaran resmi Airbus, PT Dirgantara Indonesia—yang merupakan perusahaan pelat merah—bakal terlibat dalam tahapan perakitan helikopter dan pemasangan perangkat misi serta kustomisasi sesuai kebutuhan TNI AU. Pengerjaan itu direncanakan berlangsung di fasilitas perakitan PT DI di Bandung, Jawa Barat.
Walaupun demikian, produksi empat helikopter H145 itu bakal dimulai setelah kontrak efektif. Gita menyebut saat ini pihaknya masih menunggu kontrak pembelian itu efektif.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Rabu malam, juga membenarkan pembelian empat helikopter H145 Airbus itu. Dia menyebut pembelian itu merujuk pada kontrak yang diteken beberapa bulan lalu tahun ini. Dalam kontrak itu, Airbus juga sepakat menyediakan perangkat-perangkat pendukung selama 2 tahun.
Pilihan editor Usulkan Ekspor Pasir Laut Ditunda, Petinggi Gerindra: Cek Dulu Manfaat dan Mudaratnya