TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Marketing Operation Region (MOR) I Pertamina, Gema Iriandus Pahalawan menjelaskan alasan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tak mengalami penurunan kendati harga minyak dunia merosot tajam beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, pihaknya masih mengkaji terkait kemungkinan penurunan harga BBM. "Nanti setelah kondisi Covid-19 mereda dan kondisi stabil," kata dia saat diskusi bersama YLKI, Selasa, 28 Juli 2020.
Gema mengatakan ada beberapa alasan kenapa Pertamina hingga saat ini belum bisa menurunkan harga jual BBM. Alasan pertamanya adalah, ketika kondisi pandemi Covid-19 konsumsi BBM masyarakat merosot cukup dalam jika dibandingkan kondisi normal.
"Untuk wilayah MOR 1 penurunan cukup dalam sekitar 30 persen penurunan," ucapnya.
Alasan kedua, kata Gema, masih terjadi fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang menyebabkan selisih harga jual produksi minyak Pertamina. Walau harga minyak mentah berkisar US$ 40 per barel, dia mengatakan, ada kemungkinan masih bisa untuk naik atau turun secara signifikan.
Sehingga Pertamina masih sangat sulit untuk melakukan penyesuaian harga. "Kemungkinan bisa saja di minggu depan US$ 20 per barel. Jadi kita menyesuaikan harga ini tak mungkin," ucapnya.