Alasan ketiga Pertamina belum menurunkan BBM dikarenakan kurs rupiah terhadap dollar hingga saat ini juga belum stabil. Gema melihat memang beberapa waktu lalu rupiah sempat menyentuh level Rp 16.000 per dollar. Lalu tak berselang lama, kata Gema, anjlok hingga ke Rp 12.000 per dollar. Tapi saat ini, rupiah berada pada kisaran Rp 14.500.
Menurutnya, keputusan untuk melakukan penurunan BBM ditakutkan menjadi keputusan yang gegebah. "Jadi ini dilematis," ucapnya.
Dia pun menegaskan, untuk saat ini jajaran direksi Pertamina bersama Pemerintah terus melakukan analisa terkait keputusan untuk menurunkan harga BBM. Namun jika sudah diputuskan untuk turun, maka Pertamina akan senantiasa mengikuti kebijakan tersebut.
"Sehingga nanti jika sudah saatnya ketika ICP-nya sudah harga sudah stabil dan konsumsi dan kurs sudah stabil, saya yakin Pertamina dan pemerintah akan menyesuaikan harganya," tuturnya.
Adapun, utang pemerintah atas Pertamina mencapai Rp 96,5 triliun. Pemerintah rencananya akan membayar Rp 45 triliun di tahun ini. Sisanya, Rp 51 triliun akan dibayarkan tahun depan.