TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa anjlok sekitar 0,3 hingga 0,6 persen akibat dampak Virus Corona yang juga menggerogoti perekonomian Cina. Hitungan imbas tersebut dilakukan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Negeri Panda turun hingga 1 persen pada tahun ini.
"Apabila baseline Indonesia di 5 hingga 5,3 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia nantinya bisa sekitar 4,7 hingga 5 persen," ujar Sri Mulyani di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2020.
Sri Mulyani memperkirakan perekonomian Cina akan tertekan pada kuartal pertama 2020, setelah adanya wabah penyakit yang menyerang pernafasan itu. Padahal kuartal pertama tersebut adalah berkontribusi sebesar 30 persen kepada keseluruhan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Tertekannya ekonomi Cina tak ayal berimbas kepada perekonomian negara lain, tak terkecuali Indonesia. Mengingat, ukuran ekonomi Cina memang sangat besar, alias di atas US$ 13 triliun, atau berkontribusi sebesar 17 persen terhadap ekonomi dunia.
Kondisi berbeda ketika ada penyebaran virus SARS di Cina pada 2003. Kala itu, ujar Sri Mulyani, ukuran ekonomi Cina masih nomor tiga atau empat di dunia. "Kalau sekarang dia melemah, pengaruhnya akan terasa di seluruh dunia."
Untuk melihat dampak wabah virus itu, Sri Mulyani mengatakan International Monetary Fund alias IMF akan melakukan pembahasan dalam pertemuan musim semi pada April mendatang. Mereka akan melihat proyeksi berapa lama dampak penyebaran virus ini akan bertahan.
Saat ini, selain karena terpukulnya ekonomi Cina akibat Virus Corona, melesunya perekonomian global juga disebabkan oleh penyebaran penyakit yang mulai memengaruhi aktivitas sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Italia. "Kalau dulu konsentrasi hanya di Cina, sekarang bergerak ke negara cukup jauh dan pengaruhnya jadi melebar. Ini harus diperhatikan dari risiko paling besar," tuturnya.
Adapun beberapa sektor yang terhantam Virus Corona, kata Sri Mulyani, antara lain pariwisata. Sektor itu terimbas setelah beberapa negara menutup rute penerbangan untuk menghindari penyebaran virus. Di samping pariwisata, sektor manufaktur juga diperkirakan terdampak lantaran kondisi saat ini di luar prediksi mereka. Belakangan pun harga komoditas, seperti minyak sawit dan minyak mentah, mulai terjun bebas akibat persoalan ini.
Karena itu lah, Sri Mulyani mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia sudah berdiskusi untuk menemukan cara menggairahkan kembali perekonomian, beserta optimisme pelaku usaha dengan menggunakan instrumen kebijakan di masing-masing lembaga.
CAESAR AKBAR