TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-Cina atau KCIC Chandra Dwiputra mengatakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung masih terganjal pembebasan lahan. Saat ini, pembebasan lahan tersebut baru mencapai 99,95 persen.
"Sisa sedikit sekali. Harapannya Februari sudah selesai semua," ujar Chandra seusai menghadiri rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Invetasi, Jumat petang, 31 Januari 2020.
Upaya pembebasan lahan ini memakan waktu cukup lama. Terhitung tiga bulan dari November 2019, KCIC baru berhasil membebaskan lahan 0,5 persen yang melingkupi 60 bidang.
Chandra mengatakan pembebasan tanah ini terhalang masalah kepemilikan yang kompleks. Menurut dia, pemerintah bersama perusahaan perlu melakukan beberapa kali pengecekan luas lahan lantaran jumlahnya berubah-ubah. Nama pemilik lahan pun diakui tak tetap.
KCIC menargetkan kereta cepat Jakarta-Bandung akan beroperasi pada 2021. Saat ini, proses pembangunan fisik telah mencapai 42 persen. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyatakan pembangunan fisik ini meliputi pembuatan jalur rel kereta hingga stasiun.
Di jalur rel kereta cepat, KCIC nantinya akan membangun sebelas terowongan. "Dari 11 itu, kami baru selesaikan satu terowongan," tuturnya.
Setelah beroperasi, kereta cepat akan mengangkut penumpang dari Jakarta menuju Bandung sejauh 142,3 kilometer. Waktu tempuh perjalanan dengan mode transportasi ini dapat ditempuh hanya dalam tempo 46 menit.
Saat ini terdapat empat stasiun yang direncanakan bakal menyokong jalur kereta cepat. Keempatnya adalah Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA