TEMPO.CO, Bojonegoro -Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Bojonegoro tahun 2019 diprediksi bisa tembus di angka Rp 5 triliun. Kenaikan APBD Bojonegoro tahun 2019 diperkirakan dari Dana Bagi Hasil atau DBH Migas yang meningkat drastis.
BACA: Serapan Rendah, DKI Akan Kurangi Anggaran Subsidi Pangan 2019
Sekarang ini APBD Bojonegoro 2018 berada di angka Rp 3,6 triliun lebih. Sedangkan tahun 2019 mendatang diperkirakan DBH Migas bisa naik hingga Rp 2,6 triliun. Artinya jika ditotal APBD Bojonegoro tahun depan di kisaran Rp 5 triliun lebih.” Bisa naik drastis,” ujar Sekretaris Komisi Ekonomi DPRD Bojonegoro, Lasuri Jumat, 2 November 2018.
Lasuri menjelaskan, informasi kenaikan DBH Migas ini berasal dari Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara atau KUA PPAS tahun 2019. Dimana kekuatan APBD ditetapkan sebesar Rp 3,5 triliun dan besaran DBH Migas Rp 1,3 triliun atau sekitar 70 persen dari DPB Migas yang harusnya diterima Bojonegoro.
Menurut Lasuri, setelah pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional atau APBN tahun 2019 antara Pemerintah Pusat dan DPR, selesai dan disahkan Rabu, 31-10-2018, ada informasi baru. Yaitu DBH Migas untuk Bojonegoro naik menjadi Rp 2,6 triliun, ditambah dengan pendapatan DBH Migas Triwulan IV sebesar Rp 300 miliar. Maka jika ditambah lagi dengan Sisa Lebih Anggaran atau SILPA tahun anggaran 2018 sekitar Rp 500 miliar maka jumlah APBD Bojonegoro tahun 2019 bisa mencapai Rp 5,7 triliun.
BACA: Dari Sini Bibit Kisruh Hibah DKI dan Bekasi Berawal
Dengan data ini, lanjut Lasuri, pihaknya akan mengawal dan meminta masyarakat untuk bersama-sama memastikan pendapatan DBH Migas sesuai yang ditetapkan APBN 2019. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan perubahan atas KUA PPAS APBD Bojonegoro tahun 2019. Di antaranya perubahan belanja daerah untuk program-program pro-rakyat.” Terus kita kawal,” tandasnya.
Sebelumnya Ketua Satuan Kerja Khusus – Minyak dan Gas atau SKK Migas Jawa Bali dan Nusa tenggara atau Jabanusa, Ali Mashar mengatakan, Kabupaten Bojonegoro menjadi penunjang minyak secara nasional. ”Perlu dijaga asetnya,” ujarnya dalam acara Lokakarya Media periode III 2018, Semarang, Rabu, 31-10-2018.
Ali Mashar menyebutkan kebutuhan minyak secara nasional sebanyak 750 ribu barel per hari. Sedangkan produksi minyak dari Kabupaten Bojonegoro sebanyak 210 barel per harinya. Itu artinya, minyak dari Bojonegoro sangat berpotensi terhadap sumbangan nasional.