TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak menginginkan jika nilai tukar rupiah terus melemah hingga menembus level Rp 15 ribu per dolar AS. Dia berharap tidak terjadi krisis ekonomi atas gejolak perekonomian yang sedang melanda Indonesia. "Jangan sampai terjadi seperti Argentina dan Turki," ucap di GOR Bulungan, Rabu, 5 September 2018.
Baca: Rupiah Jeblok, Menteri Jonan Pastikan Harga BBM Tak Naik
Pasalnya, menurut Sandiaga, jika sampai terjadi krisis ekonomi, masa pemulihannya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setidaknya butuh 10 tahun untuk mambenahi perekonomian Indonesia.
Sandiaga menyebutkan ada kebocoran yang menyebabkan perekonomian Indonesia carut marut. Salah satunya karena selama ini tidak ada insentif buat pengusaha untuk mengkonversi dolar.
Ke depan, kata Sandiaga, untuk mengurangi gejolak rupiah, ia mengimbau pengusaha untuk mengkonversi rupiah yang dimiliki. Dia juga telah menukarkan asetnya sebanyak 35 persen.
Dengan menukarkan dolar yang dimiliki, Sandiaga berujar, hal tersebut merupakan cara untuk membela negara. "Patriotisme kita diuji dan banyak spekulan. Jangan mau terkecoh oleh aksi spekulan," tuturnya.
Pagi ini perdagangan pasar mata uang dibuka dengan Rp 14.948 per dolar AS. Sandiaga berharap angka tersebut tidak tembus Rp 15.000. "Hari ini saya akan mengkonversi dolar saya, mudah-mudahan membantu," ucap dia.
Baca: Cegah Spekulan Dolar, BI Perketat Pengawasan ke Bank
Kurs tengah Bank Indonesia pada pagi hari ini mencatat rupiah di level Rp 14.840 per dolar AS. Angka ini jauh lebih melemah ketimbang yang dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 sebesar Rp 13.400 per dolar AS.