TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan pembangunan bangsa dapat berbasis kemaritiman. Melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin, 13 Agustus 2018, Menteri Susi memaparkan alasannya.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Ajak Masyarakat Menghadap Laut pada 19 Agustus
"Jika pembangunan bangsa dapat dilakukan dengan maritime base development, cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia dapat diwujudkan. Sekarang saatnya kita kembali ke laut, kembali kepada kejayaan nusantara," kata Susi.
Menurut Menteri Susi, Indonesia sebagai poros maritim dunia bukan sekadar poros putaran, melainkan titik tolak kegiatan ekonomi maritim, di mana secara geografis Indonesia telah menjadi sentral pergerakan maritim.
Ia menyayangkan banyak kapal yang melewati lautan Indonesia tetapi kebanyakan hanya baru lewat atau transit saja, tetapi tidak menjadikan Indonesia sebagai pusat titik tolak kegiatan maritim di titik ekuator atau khatulistiwa.
"Padahal negara kita luar biasa, dengan jumlah pulau 17.504 dan 111 pulau terluarnya. Panjang pantainya itu nomor 2 di dunia dengan panjang 97 ribu kilometer persegi," tutur Susi.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: 10 Tahun Lagi Indonesia Akan Lebih Disegani
Maka, menurut Susi, sudah seharusnya bangsa Indonesia kaya dan sejahtera dari lautan. Akan tetapi, fokus pembangunan yang tidak berorientasi ke laut selama 2-3 dekade terakhir, telah membuat potensi laut Indonesia sia-sia.
Bahkan, lanjutnya, negara-negara lain lah yang menikmati hasilnya melalui maraknya kegiatan penangkapan ikan secara ilegal.
Untuk itu, Susi Pudjiastuti berujar, laut sebagai masa depan bangsa tidak boleh dijual, tak boleh digadaikan, dan tak boleh ditukar dengan apapun karena laut kita adalah warisan untuk generasi mendatang.
ANTARA