TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua MPR Amien Rais berjanji memberi uang US$ 100 juta kepada siapa pun yang bisa membuktikan bahwa dirinya pernah menjabat sebagai Komisaris PT Freeport Indonesia. Dia membantah pernah memiliki kaitan dengan perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat tersebut.
BACA: Amien Rais Ingin Pertambangan Freeport Ditutup
“Saya tegaskan. Kalau ada yang bisa membuktikan saya komisaris Freeport, maka saya kasih US$ 100 juta,” kata Amien Rais di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 26 Juli 2018.
Amien Rais mengaku sudah memiliki simpanan uang sejumlah US$ 100 juta. Ia juga akan menambahkan ongkos untuk pengambilan hadiah di Yogyakarta sebesar Rp 100 juta. Kendati membantah pernah menduduki jabatan strategis di Freeport, Amien mengaku pernah diajak ke daerah pertambangan Freeport pada 1996.
"Saya jadi eye witness kemudian betapa rasa nasionalisme dan patriotisme saya itu betul-betul memang bergejolak, karena dengan mata kepala, saya bukan ahli pertambangan, saya tahu ini adalah penjarahan, ini seperti state above the state, negara di atas negara, karena sudah ugal-ugalan. Tapi anehnya kita tenang-tenang saja," kata Amien.
Dalam diskusi di Gedung DPR tersebut, Amien Rais juga mengusulkan agar pertambangan Freeport di Papua ditutup. Hal itu karena Freeport telah melakukan kejahatan, terlebih soal lingkungan.
"Working Contract Freeport berakhir 2021, tapi ada pasal yang menyebutkan dapat diperpanjang hingga 2041. Saya berpendapat kontrak karya dengan Freeport sebaiknya ditutup sekali untuk selamanya, titik, no extension, selesai," kata Amien.
Amien mengatakan setelah Indonesia dibodohi oleh Freeport McMoran Inc sejak 1967 dengan penjarahan emas perak tembaga dan bebagai mineral lainnya. Hal ini terulang lagi pada Juni lalu dengan narasi versi pemerintah. "Bahwa Freeport telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Itu betul-betul kebohongan yang tidak ketulungan, lewat HoA Indonesia Freeport," ujar Amien Rais.
Pada 12 Juli 2018, Freeport McMoran Inc menyepakati pelepasan 51 persen saham anak usahanya, PT Freeport Indonesia kepada Holding Industri Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Induk usaha pertambangan pelat merah itu akan menyelesaikan transaksi pembelian pada dua bulan ke depan.
AUDREY ANGELICA LOHO I MUHAMMAD HENDARTYO