TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Kementerian Keuangan mewaspadai pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi beberapa waktu terakhir. Hari ini rupiah kembali melemah 63 poin ke 14.393 per dolar AS.
Menurut Suahasil, pemerintah sudah mengambil berbagai kebijakan untuk menjinakkan rupiah. "Otoritas sudah melakukan kebijakan, BI sudah mengambil kebijakan itu," ujarnya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 2 Juli 2018.
Baca: Kurs Dolar AS Terus Menguat Menjelang Rapat Dewan Gubernur BI
Menurut Suahasil, pelemahan rupiah antara lain disebabkan rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve menaikkan suku bunga. Akibatnya aliran dana bergerak dari negara berkembang atau emerging market ke Amerika Serikat. "Dari emerging market masuk ke Amerika Serikat sehingga uang keluar dari emerging market (negara berkembang), lalu masuk ke AS karena suku bunga AS sekarang relatif tinggi dan sekarang diperkirakan masih akan naik," kata Suahasil.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah
Bank sentral AS menaikkan Fed Federal Reserve (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu, 13 Juni 2018. Kenaikan suku bunga The Fed ditindaklanjuti oleh Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points(bps) menjadi 5,25 persen pekan lalu.
Baca berita lainnya tentang pelemahan rupiah di Tempo.co.