TEMPO.CO, Banyuwangi - Menteri Perdagangan Enggartistasto Lukita bakal menggandeng Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan ritel berbasis keumatan. Rencana itu diungkapkan Enggartiasto ketika bertemu dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi Rabu malam kemarin, 9 Mei 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Enggar menyampaikan bahwa ekonomi kerakyatan merupakan salah satu tugas presiden yang mendapat skala prioritas. NU sebagai organisasi dengan jumlah anggota terbesar terutama di Banyuwangi patut menjadi mitra. "Ada tiga tugas pokok yang dibebankan presiden kepada saya, yakni menjaga stok kebutuhan pokok, menurunkan harga dan mengembangkan sektor ekonomi kerakyatan. Kami sedang fokus membuka dan menata pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern, selain itu kami juga akan kuatkan ekonomi berbasis keumatan" ungkapnya.
Rencana ritel tersebut, terang Enggar, akan menjadi satu bagian dengan Ummart yang bakal dilaunching oleh Menteri Perdagangan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada Minggu mendatang, 12 Mei 2015. Yaitu toko ritel atau minimarket yang berbasis pesantren.
Simak: Kemendag Turunkan Harga Referensi Bea Keluar Produk CPO
Akan tetapi, untuk ritel yang dikembangkan bersama NU Banyuwangi tidak ditempatkan di pesantren. Namun berada di kantor-kantor MWC NU yang dinilai representatif. Dari tujuh kantor yang diajukan oleh PCNU Banyuwangi ada empat tempat yang dinilai Mendag cukup representarif. Yakni, Kantor MWC NU Wongsorejo, MWC NU Kabat, MWC NU Glenmore, dan MWC NU Kalibaru.
"Nanti, tim dari Ummart akan turun untuk meninjau tempatnya. Sekaligus nanti juga bakal diberikan berbagai macam pelatihan untuk mengelola ritel modern," ungkapnya. Hal tersebut disambut baik oleh KH Ali Makki Zaini, Ketua Tanfidziah PCNU Banyuwangi. Menurut Gus Makki dengan 25 MWC yang dimiliki NU Banyuwangi bisa mengambil kesempatan tersebut, nantinya ranting-ranting yang akan siap menjadi konsumen.
"Ini merupakan kesempatan yang bagus. Apabila 25 MWC masing-masing bisa memiliki satu ritel, sedangkan ranting men-support dengan membeli kebutuhanya disana, makan NU akan semakin kuat", ungkap Gus Makki.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut hadir dalam acara sambung hati tersebut, berjanji akan turut serta untuk ikut menyukseskan program tersebut. Menurutnya, jika permasalahan ekonomi di kalangan warga NU ini, bisa diselesaikan, maka separuh permasalahan bangsa Indonesia ini juga bakal selesai.
Untuk itu, harap Anas, program ini nantinya bisa ditangani secara profesional dengan melibatkan para pengusaha nahdliyin yang kredibel untuk mengelolanya. "Jangan sampai nanti orang yang bukan ahli dagang yang menanganinya. Bisa kacau dan tak bertahan lama. Tangani oleh santri yang memang memiliki kemampuan. Insyallah di kalangan warga NU, banyak santri yang handal dalam berdagang," ungkapnya.
Kegiatan sambung hati tersebut dihadiri oleh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziah MWC NU se-Banyuwangi, Badan Otonom serta segenap pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Banyuwangi.