TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan faktor eksternal merupakan sebab utama melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga obligasi AS hingga 3,03 persen mempengaruhi rupiah serta mata uang negara lain.
"Itu yang tertinggi sejak 2013," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis sore, 26 April 2018.
Baca: Fadli Zon Sebut Depresiasi Rupiah Sudah Membahayakan
Agus mengatakan, secara month to date, rupiah terdepresiasi minus 0,88 persen. Sebab lain dari depresiasi, ujar Agus, karena faktor musiman. Dalam triwulan II tahun 2018, permintaan valas meningkat. Permintaan itu disebut untuk keperluan membayar utang luar negeri, impor dan pembayaran dividen.
Dalam sepekan terakhir, kurs rupiah bergerak fluktuatif di posisi Rp 13.880-13.900 per dolar AS. Sore ini, nilai tukar rupiah ditutup pada Rp 13.891 per dollar AS.
Atas depresiasi itu, Agus mengatakan BI telah menyiapkan empat langkah. Pertama, senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valuta asing maupun rupiah.
Kedua, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik. Ketiga, mempersiapkan second line of defense bersama negara mitra untuk mempersiapkan bentuk-bentuk kerja sama antarbank sentral demi menjaga stabilitas.
Terakhir, jika tekanan terus berlanjut hingga berpotensi menghambat pencapaian inflasi dan mengganggu stabilitas keuangan, BI akan membuka ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan.
"Akan dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan data dependence atau mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan," kata Agus.
Walau rupiah terdepresiasi, Agus mengatakan fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi baik dan kuat. Inflasi disebut masih sesuai kisaran Bank Indonesia. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga lebih rendah dari batas aman, yakni 3 persen. "Momentum pertumbuhan ekonomi juga berlanjut dan kepercayaan asing juga membaik," kata Agus.