TEMPO.CO, Jakarta- Vice President Corporate Communication PT KCI, Eva Chairunisa, mengatakan memberlakukan sistem crossing dua arah di Stasiun Duri, Jakarta Barat, untuk mengantisipasi penumpukan penumpang yang terlalu lama. "Sementara pembuatan dua tangga manual masih dalam proses pengerjaan," kata dia, Kamis, 12 April 2018.
Selain itu, PT KCI juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan di mana operator diizinkan menambah empat perjalanan untuk lintas Duri-Tangerang. KCI juga menambah gerbong kereta, yaitu dengan rangkaian 10 kereta dan 12 kereta.
Baca: 3 Solusi Menteri Budi Karya Atasi Stasiun Duri yang Membeludak
Stasiun Duri, Jakarta Barat terpantau tertib dengan kepadatan penumpang yang cepat terurai. Berdasarkan pantauan Tempo sejak pukul 06.30, penumpukan di peron berlangsung sekitar lima sampai sepuluh menit. Saat itu masih terlihat kepadatan penumpang, namun aksi saling dorong antar penumpang tidak terlihat.
Eva menuturkan Kementerian Perhubungan menambahkan empat perjalanan untuk mengantisipasi penumpukan penumpang yang terlalu lama. Dia juga menjelaskan penumpang sudah mulai beradaptasi dengan jalur perpindahan peron di Stasiun Duri.
Menurutnya hal yang wajar jika dalam perubahan dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan. KCI juga sudah menyiapkan petugas yang mengarahkan penumpang. Terlihat di setiap sudut dijaga oleh empat orang satpam dan juga operator pengarah jalur.
Sebelumnya, sempat viral video suasana ramainya Stasiun Duri. Di video yang berdurasi 30 detik itu terlihat penumpang bertumpuk di jalur Stasiun Duri-Tangerang.
Video itu berpusat pada eskalator stasiun dengan kepadatan penumpang yang tidak wajar. Saking ramainya, sejumlah penumpang memaksa untuk naik eskalator yang berlawanan arah.
Penumpukan penumpang di Stasiun Duri terjadi karena bertambahnya frekuensi perjalanan kereta bandara yang naik menjadi 90 perjalanan dari 80 perjalanan. Saat ini, kereta bandara menggunakan dua jalur di peron 4 dan 5. Padahal sebelumnya hanya menggunakan jalur 5.