TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis, 15 Februari 2018, diprediksi akan bergerak positif. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan rupiah yang baru berbalik positif harus kembali diuji ketahanannya untuk tetap bergerak di jalur hijau.
"Diharapkan sentimen positif dari kenaikan pergerakan mata uang lainnya terhadap dolar Amerika Serikat dapat berimbas positif juga pada rupiah," kata Reza, dalam keterangan tertulis, Kamis.
Reza memperkirakan pergerakan rupiah kali ini mampu bertahan di atas support 13.662 dan melampaui target resisten 13.642. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support 13.636 dan resisten 13.612. "Meski demikian, tetap waspada berbagai sentimen yang dapat memicu pelemahan kembali," katanya.
Reza mengatakan laju rupiah mampu bergerak positif seiring dengan masih terdepresiasinya dolar Amerika. Pelemahan pada dolar Amerika didasari aksi tunggu pelaku pasar terhadap rilis inflasi di Amerika Serikat.
Selain itu, berkurangnya tekanan terhadap kekhawatiran pelaku pasar akan percepatan kenaikan agresif tingkat suku bunga The Fed memberikan kesempatan bagi mata uang lain terhadap dolar Amerika untuk berbalik menguat. Di sisi lain, rilis kenaikan pertumbuhan ekonomi Jerman memberikan sentimen positif pada naiknya euro.
Setelah mengalami pelemahan selama sembilan hari berturut-turut, akhirnya nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound pada perdagangan kemarin, Rabu, 14 Februari 2018.
Rupiah sukses ditutup menguat 0,16 persen atau 22 poin di level Rp 13.629 per dolar Amerika Serikat. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.615-13.662 per dolar Amerika.
Selain itu, mayoritas mata uang lain di Asia juga menguat, dipimpin won Korea Selatan 0,67 persen, ringgit Malaysia 0,53 persen, dan yen Jepang yang terapresiasi 0,33 persen.