TEMPO.CO, JAKARTA - Kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral atau ESDM selama 2017 menunjukkan performa menjanjikan. Catatan awal kinerja pemerintah tahun 2017 menunjukkan bahwa kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan negara tergolong besar.
"Pada 2017, realisasi subsidi energi sedikit melebihi APBN 2017, tapi sumbangsih sektor ESDM dalam penerimaan negara jauh lebih besar," sebagaimana dikutip dari siaran pers Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, pada Ahad, 7 Januari 2018.
Simak: ESDM Sebut Mobil Listrik Bakal Sangat Menghemat BBM, Asalkan
Berdasarkan catatan awal kinerja tahun 2017, yang dipaparkan Sekretariat Kabinet, realisasi subsidi energi tercatat Rp 97,6 triliun unaudited. Angka tersebut melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 sebesar 108,7 persen dari yang seharusnya, Rp 89,9 triliun.
Sementara itu, penerimaan negara dari sektor ESDM meningkat signifikan pada 2017, mencapai Rp 178,1 triliun. Penerimaan tersebut terdiri atas pendapatan negara bukan pajak Rp 129,1 triliun dan pajak penghasilan migas Rp 49 triliun. Dengan kata lain, jauh melebihi besaran subsidi.
Khusus PNBP Rp 129,1 triliun, terdiri atas pendapatan dari subsektor minyak dan gas bumi (migas) Rp 85,64 triliun, mineral dan batu bara (minerba) Rp 40,61 triliun, energi baru, terbarukan, dan konversi energi (EBTKE) Rp 0,91 triliun, serta lainnya sekitar Rp 1,89 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2016, tercatat nilai PNBP sektor ESDM tahun 2017 tumbuh 61,6 persen dari capaian 2016 sebesar Rp 79,9 triliun.
"Apabila menghitung keuangan negara tahun 2017 khusus sektor ESDM, yaitu membandingkan antara PNBP sektor ESDM dan subsidi energi, terdapat surplus sekitar Rp 31,5 triliun," seperti dikutip lebih lanjut dari siaran pers Sekretariat Kabinet.