TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, mengatakan proyek mobil listrik sangat erat kaitannya dengan penghematan bahan bakar minyak. Ia menambahkan itu kan terjadi jika mobil listrik massif digunakan nantinya.
"Misalkan tadinya menggunakan 100 liter BBM menjadi nol, kalau misalkan menggunakan mobil listrik," kata Rida Mulyana saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Agustus 2017.
Baca : Pemerintah Lirik 4 Universitas untuk Kembangkan Mobil Listrik
Rida menuturkan poin kedua dari penggunaan mobil listrik adalah konservasi, sehingga di saat BBM tidak jadi digunakan tak perlu ada drilling minyak lagi. "Enggak perlu lagi ngebor, kalau pun ngebor juga enggak laku, enggak ada yang gunain kok."
Diketahui saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang menyusun rancangan Peraturan Presiden untuk percepatan pengembangan mobil listrik.
Menurut Rida dengan adanya mobil listrik juga akan ada penurunan emisi gas rumah kaca, namun ia melihat hal ini akan makin indah jika menggunakan listriknya end to end dari energi terbarukan. "End to end itu artinya, listriknya itu dihasilkan dari renewable."
Rida menjelaskan emisi gas rumah kacanya akan makin besar, jika end to end. Artinya listrik yang dihasilkan dari PLTA digunakan oleh mobil listrik. "Wah itu top pengurangan gas rumah kacanya."
Simak pula : BPPT Siap Dukung Pengembangan Mobil Listrik
Rida mengungkapkan alasan pemerintah concern soal ini karena sudah berkomitmen ikut menurunkan emisi gas rumah kaca. Hal itulah yang dikejar oleh pemerintah dan salah satunya menggunakan mobil listrik. "Banyak sekali manfaatnya kalau dimaksimalkan penggunaan mobil listrik ini."
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan salah satu cara mendongkrak demand kebutuhan tenaga listrik adalah penggunaan mobil listrik.
Di dalam sejumlah pertemuan sudah mulai dibagi tanggung jawab antar stakeholder. "Charging menjadi tanggung jawab kami di PLN, dan ini yang kami mesti persiapkan kebutuhannya," kata Syofvi Felienty soal program mobil listrik.
DIKO OKTARA