TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Utama Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi, mengatakan tak ada peredupan pada industri telekomunikasi tahun ini. "Saya melihat, malah lebih baik karena ada pertumbuhan, datanya naik," kata Joy di Auditorium Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis, 16 November 2017.
Indosat berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,09 triliun per akhir September 2017. Angka itu meningkat 29 persen dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 845,4 miliar.
Baca Juga: Bisnis Telekomunikasi Makin Seksi, Makin Menjanjikan
Kontribusi pendapatan terbesar Indosat juga datang dari penjualan paket data dan internet yang meningkat 6,9 persen dari Rp 2,94 triliun menjadi Rp 3.14 triliun. Pendapatan dari jaringan telepon juga meningkat 4,7 persen dari Rp 17,89 triliun ke Rp 18,73 triliun.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini tak ada kendala dalam regulasi maupun kejenuhan pasar terhadap industri telekomunikasi. “Ini hanya transisi saja dari bisnis jaringan telepon ke bisnis jaringan data,” ujarnya.
Joy menjelaskan, pihaknya mengantisipasi masa peralihan digital dengan membangun jaringan dan bermitra bersama para pelaku startup atau e-commerce di Indonesia. Ia menambahkan, upayanya itu dibuat sebagai jembatan antara para pengguna layanan data dan para pelaku startup.
Ia memberi contoh, produknya saat ini telah dijual di berbagai e-commerce Indonesia. Meski belum bermitra secara langsung, produknya banyak dibeli melalui e-commerce Indonesia. Untuk itu, ia akan bermitra secara langsung dengan pelaku startup untuk meningkatkan penjualan. Joy juga mengatakan, transaksi terbesar di e-commerce saat ini adalah produk pulsa.
“Setiap ada promosi pulsa di e-commerce, pasti ramai diserbu masyarakat,” kata Joy. Ia akan lebih gencar lagi untuk bermitra karena, menurutnya, pengguna layanan e-commerce dan jasa telekomunikasi pada akhirnya akan terhubung. Kerja sama ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan pengguna layanan tetap terpenuhi.
Meski pendapatan Indosat Ooredoo menunjukkan kenaikan, ternyata yield-nya turun. Menanggapi hal itu, Joy mengatakan bahwa semua industri pasti melalui masa euphoria. Masa ini terjadi pada bisnis digital atau data. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dengan menurunkan harga produk, ia menjelaskan di satu titik pasti harga akan naik.
Ia juga tak bisa memungkiri dahulu saat terjadi perang harga pada sesama industri telekomunikasi sempat mempengaruhi penjualan. “Harga sampai hancur. Namun, tahun-tahun setelahnya harga naik lagi,” katanya.
JENNY WIRAHADI | YY