TEMPO.CO, Surabaya -PT Garam (Persero) berencana membangun dua pabrik pengolahan garam pada tahun 2018 dan 2019. Hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai tambah garam yang dihasilkan lahan pegaraman miliknya.
“Kami berencana punya pabrik off farm yang mengolah dari garam bahan baku agar ada added value,” ujar Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko di sela acara HUT ke-72 perseroan di Surabaya, Kamis, 2 November 2017.
Perusahaan pelat merah itu menilai keberadaan pabrik penting untuk menunjang sektor hulu alias bahan baku yang kini dikuasainya. “Sehingga nantinya tidak seperti sekarang yang seolah-olah bersaing dengan petani garam,” tutur dia.
Pabrik pengolahan garam yang pertama akan dibangun di kawasan pabrik yang sudah berdiri, yakni di Segoromadu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Rencananya, revitalisasi dan pendirian unit pengolahan dimulai pada 2018 dengan kapasitas produksi mencapai 5 ton per jam. “Nilai investasinya sekitar Rp 14 miliar,” ujar Budi.
Baca: Garam Impor Diharapkan Mampu Tekan Harga Jual di Pasaran
Sedangkan pabrik berikutnya dibangun pada tahun 2019 di Kecamatan Camplong, Kabupaten Sumenep. Perseroan berinvestasi sekitar Rp 63 miliar. Dengan kapasitas produksi 10 ton per jam, diharapkan pabrik kedua ini mampu menambah kontribusi garam sebesar 60 ribu ton setahun.
“Kalau digabung, paling tidak pada tahun 2020 produksi kami bertambah antara 100 -120 ribu ton per tahun,” kata dia.
Selain pembangunan pabrik pengolahan, pihaknya juga melakukan revitalisasi lahan pegaraman yang dimiliki. Budi mengatakan, ia sedang mempersiapkan revitalisasi lahan yang ada di Madura seluas 5.000 hektare. “Kami sedang mengkaji lahan yang layak dan secara korporasi merevitalisasi dengan skema B to B (Business-to-Business),” tuturnya.
Secara keseluruhan, PT Garam memiliki 4 lahan pegaraman basah di pulau Madura seluas 4.500 hektare. Perseroan juga mempunyai lahan pegaraman seluas 250 hektare di Bipolo, Kupang.
Di tengah cuaca yang tak menentu, tahun ini pihaknya menargetkan capaian produksi garam sebesar 225 ribu ton. “Sampai hari ini produksi sekitar 170 ribu ton dan sudah terjual 100 ribuan ton.”