TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah masih cenderung tertekan oleh sejumlah sentimen. Potensi pelemahan kurs rupiah dinilai masih lebih besar dibandingkan peluang kenaikan.
Oleh karena itu Reza meminta pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pergerakan Rupiah kembali variatif melemah. "Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.401 dan resisten Rp 13.319 per dolar AS," kata Reza Priyambada, Rabu, 27 September 2017.
Baca: Persepsi Negatif Tentukan Pergerakan Kurs Rupiah Hari Ini
Reza menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi pelemahan rupiah di antaranya adalah kembali meningkatnya permintaan atas aset-aset safe haven membuat pasar valas cenderung dijauhi. Bahkan mata uang dolar AS yang termasuk hard currency juga terlihat menurun karena adanya perpindahan pola transaksi pelaku pasar tersebut.
Pergerakan harga komoditas emas yang cenderung meningkat dibarengi dengan permintaan akan kontrak komoditas emas. Hal ini terjadi setelah pelaku pasar merespons negatif pernyataan dari Korea Utara yang berkeinginan kembali melakukan uji coba bom hidrogen dan tanggapan dari AS yang menyatakan siap perang untuk menghentikan uji coba tersebut.
Sementara itu nilai tukar Euro terlihat melemah pasca diadakannya pemilu di Jerman dan Poundsterling juga melemah setelah Perdana Menteri Inggris menyampaikan pandangannya terkait Brexit. Termasuk dolar AS yang juga melemah karena pernyataan Trump tersebut. "Akibatnya rupiah pun ikut terkena imbasnya di mana masih melanjutkan pelemahannya," kata Reza.