Hingga Mei, BRI Berikan Relaksasi Kredit untuk 2,6 Juta Nasabah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Selasa, 16 Juni 2020 15:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah merealisasikan restrukturisasi kredit bagi 2,6 juta debitur yang terdampak Covid-19. Periode pemberian keringanan pinjaman itu terhitung sejak 16 Maret hingga 31 Mei 2020.
"Kami berikan relaksasi kredit dengan total baki debet sebesar Rp 160,5 triliun," tutur Direktur Utama BRI Sunarso dalam webinar, Selasa, 16 Juni 2020.
Berdasarkan catatan BRI, penerima relaksasi kredit didominasi oleh sektor mikro dengan total 1,28 juta debitur. Total baki debet atau saldo pokok dari plafon kredit untuk sektor mikro terdata senilai Rp 60,61 triliun.
Kemudian, relaksasi berupa kredit usaha rakyat (KUR) diberikan kepada 1,23 juta debitur dengan baki debet senilai Rp 21,91 triliun. Selanjutnya, BRI merealisasikan relaksasi kepada segmen retail sebanyak 90 ribu debitur dengan total baki kredit Rp 67,76 triliun.
Adapun di segmen konsumer, BRI memberikan keringanan untuk 30 ribu debitur dengan nilai Rp 8,42 triliun dan di segmen menengah korporasi diberikan kepada
<!--more-->
69 debitur dengan nilai Rp 1,83 triliun. Sunarso meyakinkan bahwa restrukturisasi kredit ini sesuai dengan yang diatur oleh Peraturan OJK (POJK) nomor 11 Tahun 2020.
"Dalam melaksanakan POJK, BRI melakukan langkah-langkah nasabah terdampak, menetaplan kategori nasabah, dan menetapan skema relaksasi yang dibutuhkan," ujarnya.
Sunarso mengakui bahwa pemberian relaksasi kredit akan berdampak terhadap penundaan cashflow atau arus kas, sehingga likuiditas perusahaan menjadi tertekan. Kebijakan tersebut pun bakal mempengaruhi profibillitas lantaran pembayaran bunga oleh debitur tertangguhkan.
Dengan kondisi ini, ia pun mengakui perlu strategi-strategi tertentu untuk mempertahankan agar perusahaan tetap stabil. "Kita punya peluang 50 persen bisa keluar dari sini. Yang perlu dilakukan adalah leadership yang kuat," ucap dia.
Sunarso berencana, seumpama perusahaan tak memperoleh bantuan likuiditas, BRI akan menawarkan utang ke luar negeri. Sunarso mengklaim sudah ada 13 bank yang berkomitmen memberikan bantuan masing-masing sebesar US$ 1 miliar dengan suku bunga 1,9 persen. "Itu untuk cadangan likuiditas," tuturnya.