General Electric Merambah Bisnis PLTU

Kamis, 2 Agustus 2018 05:30 WIB

Logo General Electric (GE). REUTERS/Mike Blake
TEMPO.CO, JAKARTA - General Electric menyatakan bakal memperluas bisnisnya di pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sebelumnya, perusahaan hanya berbisnis di sektor teknologi pembangkit listrik tenaga gas, ataupun energi terbarukan lainnya.
Rencana tersebut dikemukakan Country Director GE Power Indonesia David Hutagalung. Menurut dia, perusahaan sudah memiliki peluang besar dari segi teknologi setelah mengakuisisi Alstom, korporasi sektor energi asal Perancis, pada 2015 silam.
"Proyek yang ada dalam RUPTL (rencana usaha penyediaan tenaga listrik) PLN, selama belum ada provider, kami tertarik," ungkap David kepada Tempo, Rabu 1 Agustus 2018.
Menurut David, perusahaannya saat ini berfokus sebagai penyedia teknologi PLTU. Peluang tersebut diklaim dia terbuka lebar. Pasalnya, pemerintah berencana menambah kapasitas pembangkit batubara hingga 2027 sebesar 26,8 ribu megawatt (MW). Sebagian besar di antaranya dibangun melalui skema pembangkitan listrik swasta (independent power producer). Di Indonesia, GE baru mengantongi komitmen proyek PLTU Jawa III yang berkapasitas 2x660 MW.
Dia menuturkan tantangan dalam berbisnis PLTU domestik saat ini adalah harga listrik. Pemerintah mengatur tarif setrum PLTU tak lebih dari 85 persen biaya pokok produksi daerah setempat. Sementara, kata David, teknologi terdepan untuk pembangkit batubara menelan ongkos yang tak sedikit. "Teknologi ultra super critical memang lebih mahal," katanya.
Saat ini, GE menawarkan PLTU berteknologi ultra super critical dengan efisiensi pembakaran 49 persen. Angka segitu sedikit lebih tinggi ketimbang efisiensi pembangkit teknologi serupa yang rata-rata hanya sekitar 40 persen. Bahkan, PLTU berteknologi subkritical hanya bisa membakar 35 persen batu bara.
Pembangkit juga dilengkapi dengan perangkat digital yang mampu memonitor kondisi fasilitas secara langsung. "Data itu diolah secara langsung oleh software Predix kami," ujar David. Tujuannya untuk mengantipasi gangguan pembangkit lebih dini.
Fasilitas lainnya yang juga termuat dalam portofolio perusahaan adalah pengendali emisi udara (air quality control systems). Perusahaan mengklaim kandungan sulfur oksida (SO2) bisa dikurangi hingga 98 persen, nitrogen oksida (NO2) sebesar 98 persen, dan partikel material (PM) sebesar 99,9 persen.
Salah satu pembangkit di Asia Tenggara yang sudah memakai teknologi ultra super critical GE adalah PLTU Manjung 4 milik perusahaan pelat merah Malaysia, Tenaga Nasional Berhad (TNB) Janamanjung. Fasilitas ini mampu memproduksi setrum hingga 1.010 megawatt (MW) dan beroperasi sejak 2015.
Managing Director TNB Janamanjung Shamsul Ahmad mengklaim pembangkitnya hanya mengeluarkan SO2 sebesar 500 mg/NM3, NO2 sebesar 500 mg/NM3, dan partikel material sebanyak 50. Perusahaan juga mengelola limbah fly ash dari pembangkit untuk dijual ke pabrik semen. Polutan lebih kecil dihasilkan dari efisiensi pembakaran pembangkit yang mencapai 42 persen. "Kami bisa menekan emisi di bawah standar Bank Dunia," ungkap Shamsul.
Sayangnya, Shamsul enggan membeberkan berapa ongkos produksi dari pembangkit ini. Dia hanya menyatakan, harga listrik PLTU sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Asosiasi Pengusaha Listrik Swasta Indonesia menyatakan, jika standar emisi yang ketat berlaku di Indonesia, harga listrik batubara berisiko lebih mahal. "Biaya investasinya sangat tinggi. Risikonya juga besar. Kesulitan di lapangan juga sangat besar," ungkap Juru Bicara Asosiasi Riza Calvary.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Munir Ahmad, mengemukakan pemerintah sudah menetapkan kebijakan seluruh PLTU yang dibangun dalam program 35 ribu MW menggunakan teknologi ultra super critical. Pemerintah juga berkomitmen tak mengizinkan pembangkit batubara baru di Pulau Jawa.

Berita terkait

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

13 jam lalu

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis mampu memproduksi batu bara sebesar 41,3 juta ton di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

1 hari lalu

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.

Baca Selengkapnya

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

Walhi mengkritik rencana pemberian izin usaha pertambangan kepada ormas keagamaan bisa picu kerusakan lingkungan lebih berat

Baca Selengkapnya

PLN Bangun SPLU Pertama di Pulau Moyo

4 hari lalu

PLN Bangun SPLU Pertama di Pulau Moyo

PLN membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pertama di Pulau Moyo. Pulau indah yang pernah disinggahi Lady Diana Spencer.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

8 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

8 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

9 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

9 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

9 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

10 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya