Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

1.300 Pekerja PLTU Celukan Bawang Tunggu Kontrak Baru

image-gnews
Pekerja katering pesawat terbang Domestik dan Internasional PT Aerowisata Catering Service melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja, di depan Istana Negara, Jakarta, 27 Agustus 2015. Dalam aksi tersebut mereka mendeksak perusahaannya PT Aerofood Indonesia untuk melaksanakan program pemerintah memberikan Remunerasi karyawan. TEMPO/Imam Sukamto
Pekerja katering pesawat terbang Domestik dan Internasional PT Aerowisata Catering Service melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja, di depan Istana Negara, Jakarta, 27 Agustus 2015. Dalam aksi tersebut mereka mendeksak perusahaannya PT Aerofood Indonesia untuk melaksanakan program pemerintah memberikan Remunerasi karyawan. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Buleleng - Sekitar 1.300 pekerja lokal di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali, terancam kehilangan pekerjaan karena kontraknya habis pada akhir tahun 2015.

"Kami masih menunggu kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dari empat perusahaan yang mengelola PLTU Celukan Bawang, mengingat pada peralihan tahap kontruksi menuju tahap pengoperasian, PLTU akan kembali membuka lowongan kerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan di Singaraja, Jumat, 11 September 2015.

Ia mengatakan pihaknya saat ini rutin berkoordinasi dengan pihak pengelola mengenai kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pengoperasian PLTU pertama di Pulau Dewata itu. "Kami menunggu kualifikasi yang mereka butuhkan seperti apa. Jika sudah diberikan, nanti disiapkan tenaga kerja lokal yang dibutuhkan. Dan bagi yang ingin melanjutkan lagi, akan kami latih dulu, terutama bahasa Mandarin, biar nanti siap kerja," ujarnya.

Namun lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya tidak dapat banyak membantu para pekerja lokal yang terancam tidak diperpanjang kontraknya dan tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan pengelola PLTU tersebut.

"Nanti disesuaikan dengan kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan. Kalau tidak sesuai kami tidak bisa paksakan karena itu hal perusahaan melakukan pemberhentian ketika habis kontrak yang telah disepakati bersama," katanya.

Sementara itu, disinggung terkait pekerja lokal yang gajinya masih di bawah Upah Minimun Kabupaten (UMK), pihaknya akan kembali melakukan pengecekan lebih lanjut karena selama ini belum menerima laporan dari pekerja lokal.

"Kami akan kembali telusuri ke lapangan karena selama ini para pekerja lokal di sana tidak pernah melaporkan hal tersebut kepada kami," kata Dwi Priyanti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Samani, seorang petugas keamanan di China Huadian Engineering Co Ltd (CHEC) di PLTU setempat merasa cemas sejak beberapa pekan terakhir karena masa kontrak habis di perusahaan asal Tiongkok tersebut.

Ia mengatakan selama ini belum ada pembicaraan perpanjangan kontrak dari perusahaan yang mempekerjakannya tersebut. Ia khawatir kontrak kerjanya tidak diperpanjang dan akan menjadi pengangguran.

Ia menuturkan jika kontrak kerja tidak diperpanjang, ia kembali kesulitan untuk mencari kerja, mengingat tidak memiliki ijazah perguruan tinggi.

Sebelum bekerja di PLTU, sehari-hari bekerja serabutan dan tidak sedikit rekannya yang bernasib sama dengan dirinya, sebagian besar pekerja lokal.

Lebih lanjut, ia berharap masih dipekerjakan di PLTU dengan gaji cukup, sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika posisi pekerjaannya sebagai petugas keamanan tidak dipergunakan, dapat ditempatkan di posisi lain. "Itu harapan saya pribadi, sehingga tidak menganggur di kemudian hari," ujarnya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

3 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

30 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

30 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

33 hari lalu

Penumpang melintasi rel kereta api pada jam sibuk di stasiun kereta Gare de Lyon, saat karyawan kereta melakukan aksi mogok massal, di Paris, 3 April 2018. Aksi mogok pekerja kereta di Prancis mengganggu kelancaran perjalanan kereta di Eropa terutama untuk rute perjalanan dari Prancis ke Inggris dan Brussels yang dilayani kereta Eurostar. REUTERS
Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

35 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

43 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.


Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

50 hari lalu

Presiden Jokowi singgung produk UMKM kerupuk 'Mama Muda' saat memberikan sambutan di BRI Microfinance Outlook 2024, Menara Brilian, Jakarta Selatan, Kamis 7 Maret 2024. TEMPO/ Subekti
Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

57 hari lalu

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Ilustrasi Tenaga Honorer
Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.


TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

Ilustrasi tenaga kerja asing. REUTERS/Marko Djurica
TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.