Teror Bom, Standard Chartered: Pertumbuhan Ekonomi Tak Terganggu

Senin, 14 Mei 2018 16:29 WIB

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bergerak ke Level 5,3 Persen

TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, memperkirakan sejumlah teror bom yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, tidak akan terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Saya percaya masyarakat di Indonesia sudah matang dan hal itu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang kami prediksikan memang akan terjadi peningkatan," kata Rino, di Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.

Lebih jauh Rino juga optimistis bahwa aksi teror tersebut tidak akan menimbulkan kemunduran (setback). Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini dinilai cukup baik. "Bagi para pelaku usaha, harus resilient terhadap ini," ujarnya.

Baca: Agar Usaha Kondusif, Apindo Minta Kasus Teror Bom Dituntaskan

Pernyataan ini merespons terjadinya serangkaian teror bom setelah beberapa ledakan terjadi di Surabaya, Ahad pagi, 13 Mei 2018. Ketiga gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Raya Arjuna.

Kemudian pada Senin pagi, sekitar pukul 08.50 WIB, terjadi ledakan susulan. Ledakan bom berikutnya terjadi di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur.

Advertising
Advertising

Rino menyebutkan bahwa Standard Chartered memiliki tiga cabang di Surabaya dan semuanya masih tetap melayani nasabah. Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia, Bambang Simarno mengatakan bahwa pihaknya masih akan terus memonitor kondisi keamanan di Surabaya. "Sejak ada kejadian, kami memastikan tiga cabang masih beroperasi normal dan melayani nasabah. Kami juga akan terus memonitor situasi," kata Bambang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani sebelumnya mendorong pemerintah untuk mempercepat penyelesaian hukum kasus teror bom guna menciptakan situasi yang lebih kondusif iklim usaha. Hal itu harus dilakukan merespons isu terorisme yang belakangan marak dan dikhawatirkan berdampak buruk bagi perekonomian.

“Sekarang yang penting masih dikejar (pelaku), segera diungkapkan. Proses hukum juga dipercepat," ujar Hariyadi, Ahad, 13 Mei 2018. "Banyak juga yang sudah proses hukum, tinggal difinalkan kondisi (keputusannya) seperti apa."

Lebih jauh Hariyadi menyebutkan hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga kepercayaan pasar. Caranya adalah dengan mempercepat pengusutan terhadap maraknya kasus teror bom yang terjadi belakangan ini. Selain itu, dia pun menghimbau pelaku usaha untuk tidak panik menghadapi situasi ini.

ANTARA

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

25 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

34 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya