Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Chatib Basri: Kita Tua Sebelum Kaya

Selasa, 21 November 2017 17:55 WIB

Chatib Basri. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen per tahun, meskipun terhitung lebih baik dibanding negara penghasil sumber daya alam lain, dinilai memiliki risiko tersendiri. "Pada 2050 nanti, kalau tumbuhnya hanya segitu, kita akan menjadi tua sebelum kaya," kata mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, seusai acara Asian Insight Conference 2017 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.

Menurut Chatib, kondisi tersebut akan memberatkan fiskal negara. Generasi tua dinilai akan mengurangi pendapatan pemerintah karena tak membayar pajak. Di sisi lain, jaminan kehidupan orang tua tersebut tetap harus terpenuhi melalui program seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca: BPS: Pertumbuhan Ekonomi di Triwulan II 2017 Capai 5,01 Persen

Di negara lain, kata Chatib, generasi tua sudah memiliki pendapatan per kapita yang tinggi. Di Amerika, misalnya, pendapatan per kapitanya mencapai US$ 40 ribu. Sedangkan di Indonesia, pendapatan mereka hanya tumbuh 5 persen di kisaran US$ 20 ribu.

Pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen, yaitu 5,4 persen, pada tahun depan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengaku optimistis dengan target tersebut. Dia menuturkan ekonomi Indonesia membaik tahun ini.

Chatib sependapat dengan Suahasil. Dia mengatakan situasi eksternal sudah cukup membantu mencapai ekonomi yang lebih baik. Salah satu faktornya adalah harga komoditas yang kembali naik.

Kenaikan harga komoditas ini yang kemudian membuat perusahaan berekspansi. Namun, sayangnya, ekspansi itu tidak diiringi konsumsi. Chatib memperkirakan baru pada 2018 konsumsi akan meningkat.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan Indonesia mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi hingga di atas 5 persen. IMF bahkan menyatakan Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6,5 persen dalam beberapa tahun.

“Indonesia mungkin bisa mencapai di atas 5 persen sampai 6,5 persen dalam beberapa tahun,” kata Kepala Divisi IMF Departemen Asia dan Pasifik Luis Enrique Breuer saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Selasa, 14 November 2017.

Luis menuturkan potensi pertumbuhan hingga 6,5 persen ada karena Indonesia memiliki banyak populasi muda. Populasi muda ini, kata dia, akan memasuki pasar tenaga kerja setiap tahunnya. Dia mengatakan hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan potensi pertumbuhan ekonomi. Lalu, yang perlu dilakukan pemerintah, menurut dia, adalah menciptakan lapangan pekerjaan. “Dengan begitu, negara bisa mendapatkan keuntungan dari dividen demografis,” tuturnya.

ROSSENO AJI NUGROHO | YANDHRIE ARVIAN

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

17 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya