TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lain pada Selasa atau Rabu pagi WIB, 31 Mei 2017, karena para investor mempertimbangkan sejumlah data ekonomi negara tersebut.
Berdasarkan data terbaru dari indeks harga rumah nasional Amerika S&P/Case-Shiller, harga rumah Amerika naik 5,8 persen, sedikit di bawah ekspektasi pasar untuk Maret,
Indeks kepercayaan konsumen dari The Conference Board, sebuah lembaga riset swasta, berada di 117,9 pada Mei, turun dari 119,4 pada April dan gagal memenuhi konsensus pasar 119,0.
Selain itu, pada Selasa, 30 Mei 2017, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan melihat pertumbuhan ekonomi Amerika tetap mendekati 2 persen, bukan 3 persen, atau lebih dari perkiraan pemerintahan Donald Trump.
Baca:
Mudik Lebaran, Rieke Tantang Dirut BUMN Mundur
Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,3 Persen
KKP Pulangkan Awak Kapal Pengawas Perikanan dari Vietnam
"Masalahnya, pertumbuhan angkatan kerja sangat lamban dan akan terus lamban dalam 10 tahun ke depan. Sebab, populasinya menua dan pertumbuhan tenaga kerja sedang melambat," katanya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 97,277 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi US$ 1,1186 dari US$ 1,1175 pada sesi sebelumnya dan pound sterling Inggris naik menjadi US$ 1,2854 dari US$ 1,2808 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi US$ 0,7467 dari US$ 0,7449.
Dolar Amerika dibeli 110,76 yen Jepang, lebih rendah dari 111,23 yen pada sesi sebelumnya. Dolar Amerika turun menjadi 0,9747 franc Swiss dari 0,9748 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,3457 dolar Kanada dari 1,3447 dolar Kanada.
ANTARA