TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat, 27 Januari 2017, sore bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi 13.331 dibanding sebelumnya, yang berada di posisi 13.332 per dolar AS.
”Penguatan dolar AS cenderung tertahan terhadap rupiah meski tipis. Sebagian pelaku pasar uang masih khawatir akan kebijakan proteksionisme Donald Trump,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.
Ia menambahkan, adanya proyeksi dari pasar mengenai produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal empat 2016 yang menurun turut menahan laju dolar AS. Di sisi lain, ujarnya, masih adanya optimisme pasar terhadap naiknya harga minyak mentah dunia seiring dengan kebijakan pengurangan produksi oleh anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan non-OPEC akan membuahkan hasil juga turut menahan laju dolar AS.
Ariston mengatakan data klaim pengangguran Amerika Serikat yang dirilis meningkat menambah sentimen negatif bagi fluktuasi dolar AS. Laporan Departemen tenaga kerja AS menunjukkan jumlah klaim baru meningkat sekitar menjadi 259 ribu dalam pekan yang berakhir pada 21 Januari.
Analis dari Binaartha, Reza Priyambada, menyatakan melemahnya dolar AS memberikan harapan bagi rupiah setelah sempat tertekan pada awal sesi pagi tadi. Harga komoditas yang nisbi masih berada di area positif menjadi salah satu faktornya.
”Harga komoditas yang menguat membuat sejumlah mata uang komoditas bergerak di area positif,” ujarnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat, 27 Januari 2017, mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi 13.359 dibanding pada Kamis (26 Januari 2017), yang senilai 13.325.
ANTARA