TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat melemah terhadap sebagian besar mata uang utama di perdagangan New York pada Rabu waktu setempat atau Kamis pagi, 2 Juni 2016, waktu Indonesia barat, karena data ekonomi yang keluar dari negara itu bervariasi.
Menurut Institute for Supply Management (ISM), Rabu, 1 Juni kemarin, indeks pembelian manajer (PMI) Amerika pada Mei tercatat 51,3 persen, meningkat 0,5 persentase poin dari angka April di 50,8 persen.
Sedangkan Departemen Perdagangan melaporkan pada Rabu lalu, bahwa belanja konstruksi AS selama April 2016 diperkirakan pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman US$ 1.133,9 miliar, 1,8 persen di bawah estimasi Maret yang direvisi.
Pada sesi sebelumnya, Departemen Perdagangan mengatakan indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), sebuah ukuran untuk tingkat inflasi yang disukai oleh Federal Reserve, meningkat 0,3 persen dari bulan sebelumnya.
Indeks harga PCE inti, tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,2 persen dari bulan sebelumnya dan 1,6 persen dari setahun lalu, masih di bawah target bank sentral dua persen.
Para analis mengatakan data yang beragam tidak mendukung taruhan pada kenaikan suku bunga Juni.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,49 persen menjadi 95,419 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1182 dolar dari 1,1139 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4406 dolar dari 1,4477 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7254 dolar dari 0,7223 dolar.
Dolar dibeli 109,51 yen Jepang, lebih rendah dari 110,54 yen pada sesi sebelumnya. Dolar merosot ke 0,9883 franc Swiss dari 0,9930 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3072 dolar Kanada dari 1,3132 dolar Kanada, demikian Xinhua melaporkan.
ANTARA