TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2016 yang diselenggarakan pada 16-17 Februari 2016 menghasilkan sejumlah rumusan.
Salah satunya mengenai kebijakan pengembangan industri nasional yang akan berfokus pada peningkatan nilai tambah sumber daya alam di industri hulu berbasis agro, mineral, serta migas dan batu bara. Pembangunan industri hulu ini akan diintegrasikan dengan industri hilir.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat, rumusan tersebut akan didetailkan kembali esok hari untuk menentukan skala prioritas. “Hasil rapat ini akan didetailkan,” katanya.
Hasil rapat tersebut menyimpulkan pembangunan industri berbasis sumber daya alam dapat meningkatkan nilai tambah dan memperkuat struktur industri. Selain itu, menumbuhkan populasi industri, menyediakan lapangan kerja, dan menciptakan peluang usaha.
Untuk penghiliran industri berbasis mineral logam akan difokuskan pada empat kelompok industri, yaitu besi baja, aluminium, nikel, dan tembaga. Pembangunan industri berbasis sumber daya alam tersebut bergantung pada beberapa sektor, antara lain transportasi, konstruksi bangunan, permesinan, infrastruktur, energi, listrik, telekomunikasi, kemasan, alat rumah tangga, alat kesehatan, dan elektronik.
Sedangkan untuk penghiliran pembangunan industri migas dan batu bara berfokus pada pembangunan industri petrokimia atau pupuk, antara lain di Teluk Bintuni dan Aceh. Migas dan batu bara yang digunakan sebagai bahan baku industri akan memiliki nilai lebih dibanding menjualnya sebagai komoditas.
DESTRIANITA K.