TEMPO.CO , Davos - Para pemimpin negara berkembang di forum Davos, Swiss, menyatakan saat ini fokus untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar (kurs) mata uang, menyusul kehawatiran terjadinya arus modal keluar. Langkah itu seiring rencana bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang secara bertahap mengurangi dana stimulusnya.
Mulai Januari 2014, The Fed mengurangi program pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar per dolar per bulan, dari sebelumnya US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan. Langkah itu mengakibatkan negara berkembang mengalami arus modal keluar. Kekhawatiran itu ditambah dengan perlambatan ekonomi di Cina. Pertumbuhan ekonomi Cina sepanjang tahun lalu tumbuh 7,7 persen atau melambat dibandingkan 2012 sebesar 7,8 persen. (Baca juga : Komisi Penyelidikan Internet Diumumkan di Davos)
Seperti dilansir Reuters, Sabtu 25 Januari waktu setempat, pemerintah negara berkembang dinilai akan bekerja keras untuk menekan angka defisit neraca pembayaran. Cara itu bisa membantu mereka menaikkan nilai mata uang. Pemerintah Argentina, dalam forum Davos, mengatakan akan melonggarkan kebijakan kendali atas kurs karena nilai inflasi negaranya yang tinggi dan kurs mata uang anjlok.
Tidak berbeda nilai tukar mata uang Turki, yakni lira mencetak rekor terendah meskipun bank sentral Turki telah melakukan intervensi dengan menggelontorkan dana senilai US$ 3 miliar. Deputi Perdana Menteri Turki Ali Babacan, yang hadir dalam forum Davos pada Jumat lalu menggambarkan situasi kurs lira sedang dalam proses mencari harga kembali. Kondisi itu karena penyebab ganda, yakni kebijakan The Fed dan situasi krisis politik internal turki yang berkepanjangan.
Dia mengatakan bank sentral Turki sudah melakukan langkah-langkah yang diperlukan menangani situasi itu, yang melakukan proteksi dari perubahan pasar. “Neraca pemerintah, perbankan, dan rumah tangga cukup terlindungi dengan baik dalam menghadapi fluktuasi pasar,” katanya di sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia (WEF), kemarin.
Menteri Keuangan Meksiko Luis Videgaray, kepada Reuters, mengatakan gejolak nilai mata uang saat ini bukan gangguan besar bagi negaranya. “Meskiko memang negara berkembang, jadi semua goncangan pasti akan berdampak. Namun Meksiko memiliki posisi cukup baik dalam badai gejolak mata uang,” ujarnya.
Para pembuat kebijakan dan pengamat ekonomi di Davos menyatakan semua negara berkembang tidak memiliki keadaan seragam. Meski begitu mereka sepakat gejolak pasar saat ini akan membuat para investor meninggalkan negara yang terkena dampaknya, namun tidak bagi negara yang tahan banting. “Diferensiasi akan menjadi sangat penting,” ujar Videgaray.
REUTERS | ABDUL MALIK
Terpopuler :
Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path
Rute Internasional yang Ditembus Citilink
Alasan CEO Path Terima Investasi Bakrie
Kena Banjir? Ini Daftar Tarif Premi Asuransinya
Dahlan Minta BUMN Garap Pembangunan Rel ke