Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

image-gnews
Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal mengatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir tahun 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding tahun 2018. "Perlambatan itu terutama dipicu oleh melambatnya pertumbuhan tiga ekonomi terbesar, yakni Amerika Serikat, Cina dan Uni Eropa," kata Faisal di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi AS diprediksi melambat dari 2,86 persen pada 2018 menjadi 2,33 persen tahun ini, sementara ekonomi Tiongkok dan Uni Eropa diperkirakan hanya tumbuh masing-masing 6,27 persen dan 1,56 persen di tahun ini, lebih rendah dibanding 2018 yang mencapai 6,57 persen dan 2,13 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia juga disampaikan sejumlah badan internasional termasuk IMF melakukan koreksi tajam terhadap pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2019 ini. Pada Oktober tahun lalu IMF, sebenarnya masih optimis ekonomi dunia akan tumbuh lebih cepat dari 3,6 persen pada 2018 menjadi 3,94 persen di tahun ini.

Pada April 2019, IMF mengoreksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 3,33 persen. Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan PDB, volume perdagangan dunia diperkirakan juga tumbuh lebih lamban pada tahun ini.

Melambannya perdagangan dunia ini, kata dia, tidak hanya dipicu oleh perlambatan ekspor dan impor dua negara yang sedang terlibat perang dagang, yakni AS dan Cina, tetapi juga negara-negara lain termasuk Jepang. Meski demikian, IMF memprediksi volume perdagangan Uni Eropa tahun ini masih akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2010.

"Melemahnya permintaan dunia juga berakibat pada penurunan harga komoditas, termasuk minyak sawit dan batubara yang merupakan andalan ekspor Indonesia," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Harga rata-rata minyak sawit pada bulan Juni 2019 yang hanya US$ 552,19 per metrik ton, atau kurang dari separuh harga rata-rata Januari 2018 yang mencapai US$ 1.265 dollar AS per metrik ton. Demikian pula harga rata-rata batubara pada bulan Juni 2019 sebesar US$ 72,49 jauh berada di bawah harga rata-rata Juli 2018 yang mencapai US$ 119,57 per metrik ton.

"Lemahnya permintaan global juga berdampak pada harga minyak dunia yang secara rata-rata dari Januari hingga Juni 2019 masih lebih rendah dibanding rerata harga pada periode yang sama tahun lalu," kata Faisal.

Meski demikian, kata dia, pelemahan harga minyak ini masih tertahan oleh kebijakan production cut yang dilakukan oleh negara-negara OPEC dan sekutunya. Disamping itu, pergerakan harga minyak juga memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi dibanding komoditas lainnya karena banyak dipengaruhi oleh faktor geopolitik, seperti embargo AS terhadap Iran, yang sangat dinamis dan unpredictable.

"Oleh sebab itu, harga minyak dunia masih memiliki peluang untuk kembali meningkat walaupun permintaan global melemah, dan ini akan membawa dampak buruk pada ekonomi negara-negara net eksportir minyak seperti Indonesia," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

9 jam lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

12 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

15 jam lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

20 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

20 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

1 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

1 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.