TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sistem ketahanan pangan dan energi menjadi jangkar pengamanan ekonomi nasional dengan memperkuat pasar domestik.
"Kita harus mengubah krisis menjadi peluang, kita harus menjaga ketahanan pangan dan energi untuk mandiri dan terhindar dari krisis ekonomi," kata Presiden saat memberikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Dies Natalis IPB ke 45 di Graha Widya Wisuda Darmaga Kampus IPB Bogor Selasa (4/11).
Orasi Yudhoyono yang berlangsung sekitar 42 menit ini juga menjabarkan penyebab-penyebab kenapa terjadi krisis global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia., serta sembilan visi ekonomi Indonesia khususnya untuk tahan digempur krisis global.
"Saya sampaikan pertanyaan kritis, kenapa Indonesia terkena dampak krisis yang episentrumnya di Amerika Serikat, itu pertanyaan kuncinya," kata Yudhoyono kepada hadirin yang ada di ruangan. Sampai orasi selesai, Presiden tidak menyebutkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Presiden malah meminta civitas akademika IPB, Menteri Pendidikan Bambang Sudibyo, dan Menteri Kabinet Indonesia bersatu yang hadir, yaitu Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Negara UMKM Suryadarma Ali, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertanian mencari solusinya khususnya terkait dengan ketahanan pangan dan energi.
"Tidak ada istilah kita kekurangan pangan dan energi kalau kita bisa kelola, kecuali kalau untuk keserakahan pasti tidak cukup," ujarnya.
Anton Aprianto