TEMPO.CO, Jakarta - Rumah123 mencatat pertumbuhan apartemen didominasi kawasan Bekasi di Jabodetabek. "Kalau (pertumbuhan) apartemen sebenarnya sudah cukup merata di Jabodetabek. Namun Bekasi yang paling tinggi untuk tingkat pertumbuhan dengan persentase 32 persen (peningkatannya)," kata Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung dalam acara overview property report semester pertama 2017 di Alegro F-ktv Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.
Ia mengatakan pertumbuhan apartemen telah lebih dulu dimulai di kawasan Tangerang, lalu disusul Depok di sepanjang Margonda. Sedangkan di Bogor pertumbuhan apartemen masih lemah, karena orang lebih mencari rumah tapak di Kota Hujan.
Pertumbuhan apartemen semakin menggeliat dengan iklan jorjoran pengembangan kota baru Meikarta di Cikarang, Bekasi. "Iklannya di mana-mana, membuat orang kembali melihat bisnis properti," ujarnya.
Baca: Lippo Group Catat 16.800 Unit Apartemen di Meikarta
Untuk di Jakarta, pembangunan apartemen masih terus tumbuh tapi sulit mencari dengan harga di bawah Rp 800 juta. Pengembang apartemen di Jakarta beranggapan tidak perlu menjual murah karena di kawasan sekitarnya juga sudah mahal. "Di luar Jakarta masih ada yang di bawah Rp 500 juta untuk tipe studio," kata Untung.
Selain itu, Rumah123 mencatat pertumbuhan rumah tapak yang sangat pesat di Depok tahun ini. Bahkan angka pertumbuhannya mencapai 230 persen. "Tahun ini ada penurunan untuk penjualan apartemen di Depok. Namun pertumbuhan rumah landed sangat tinggi di sana."
Simak: Proyek Apartemen Baru di Jabodetabek Makin Pesat
Untung mengatakan pertumbuhan properti masih cukup baik pada tahun ini. Hal itu terlihat dari pengajuan kredit pemilikan rumah yang didominasi usia 30-39 tahun, yang mencapai 46,86 persen, dengan 16 persen di antaranya berpenghasilan Rp 5-9 juta per bulan.
Dengan rata-rata penghasilan tersebut, plafon kredit yang paling banyak disasar maksimal Rp 250 juta. Posisi berikutnya di rentang usia yang sama tapi penghasilannya Rp 10-19 juta. "Untuk golongan ini, plafon kredit yang diincar Rp 250-500 juta."
Selain terlihat dari pengajuan KPR, identifikasi adanya peningkatan transaksi properti terlihat dari sold listing. Rata-rata pertumbuhan sold listing per bulan untuk properti sewa dan jual sejak semester kedua 2016 hingga semester pertama 2017 sebesar 7,4 persen. Khusus untuk properti jual, rata-rata pertumbuhan per bulan di periode yang sama sekitar 6,6 persen.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa rumah tapak masih menjadi pilihan utama. Sedikitnya, 82,01 persen dari sold listing adalah rumah tapak. Sedangkan apartemen menempati posisi kedua dengan jumlah 7,4 persen. "Sisanya ditempati rumah toko, tanah, dan komersial lainnya," ucap Untung.
IMAM HAMDI