TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan dolar AS diprediksi masih berpotensi tertekan pada pekan depan. Kenaikan indeks dolar AS pada akhir pekan ini hanya bersifat sementara, mata uang Amerika Serikat (AS) itu berpotensi melemah kembali bila tidak ada perubahan signifikan dalam ekspektasi Federal Reserve, bank sentral Negeri Paman Sam.
Kepala Riset Valuta Asing Global Deutsche Bank Alan Ruskin mengatakan, ini adalah cerita lanjutan dari sentimen positif untuk dolar AS pada faktor kunci dibandingkan dengan diawalinya tren rebound untuk kembali melonjak sepenuhnya.
“Skenario dolar AS yang ideal untuk naik lagi membutuhkan perubahan signifikan dari ekspektasi Federal Reserve (The Fed),” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu 5 Agustus 2017.
Pada akhir pekan ini, secara harian indeks dolar AS memang mengalami penguatan sebesar 0,76 persen menjadi 93,54. Namun, bila dilihat secara year to date (YTD), indeks dolar AS masih melemah sebesar 8,48 persen, adapun posisi angka indeks dolar AS pada akhir pekan ini mendekati level terendah pada awal 2015.
Penguatan itu didorong oleh sentimen data kenaikan jumlah pekerjaan baru pada Juli yang sebesar 209.000. Angka itu disebut lebih tinggi ketimbang konsensus yang memperkirakan sebesar 180.000.
BISNIS.COM