Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Porsi Gas Pipa Blok Masela Akan Ditambah  

image-gnews
Blok Masela. http://maritim.go.id/
Blok Masela. http://maritim.go.id/
Iklan

TEMPO.COJakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan masih mencari cara agar gas Lapangan Abadi Blok Masela di Laut Arafura, Maluku, bisa dipakai untuk kebutuhan dalam negeri. Salah satu caranya, kata Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar, adalah menambah porsi gas pipa (compressed natural gas/CNG) dibanding dengan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

Menurut Arcandra, pengembangan gas pipa lebih murah karena hanya membutuhkan fasilitas pipa tambahan. Sebaliknya, harga LNG lebih mahal lantaran membutuhkan ongkos tambahan, seperti regasifikasi dan biaya angkut. 

Saat ini, Arcandra menambahkan, Kementerian Energi tengah membidik penyerap gas yang berasal dari industri pupuk dan petrokimia. Gas juga bisa dipakai industri lain, seperti oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet, apabila harganya kompetitif. Sektor tersebut termasuk prioritas penggunaan gas murah yang menjadi amanat Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016.

"Kami mau mencari pembeli gas dulu. Tiga bulan kami mencari pembeli. Sudah ada beberapa yang berminat," ujar Arcandra di kantornya, seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Jumat, 4 Juli 2017.

Simak: Perubahan Skema Blok Masela Butuh Jaminan Pemerintah

Jika gas Blok Masela laku, Kementerian Energi bakal menambah porsi gas pipa dari 150 juta menjadi 474 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi LNG bakal berkurang dari 9,5 juta menjadi 7,5 juta metrik ton per tahun. Blok Masela memiliki cadangan gas sebesar 27,6 triliun kaki kubik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengusulkan jatah gas pipa sebesar 474 MMSCFD kepada PT Pupuk Indonesia yang meminta jatah 214 MMSCFD untuk diolah menjadi metanol, polypropylene, hingga pupuk. PT Kaltim Metanol Industri juga meminta 100 MSCFD gas untuk diolah menjadi metanol. Sedangkan PT Elsoro Multi Pratama akan mengolah 160 MMSCFD menjadi metanol, propylene, dan gasolin. Calon investor lain adalah Chandra Asri, yang ingin mengolah gas menjadi metanol. Kebutuhan investasi diperkirakan melebihi US$ 4,5 miliar. Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan PT Pertamina (Persero) juga akan menyerap gas Masela hingga 200 MMSCFD.

Empat perusahaan itu, Khayam menuturkan, bakal membentuk perusahaan patungan untuk mengelola kawasan industri petrokimia yang terletak tidak jauh dari kilang gas Masela. "Konsorsiumnya gemuk supaya bisa meng-cover dana yang besar," ucapnya, beberapa waktu lalu.

Saat ini proyek gas Masela masih dalam tahap penyusunan rencana pengembangan (plan of development/POD) oleh Inpex, kontraktor asal Jepang. Perusahaan ini lebih dulu mencari mitra untuk mengkaji pengangkutan gas dari mulut sumur, pemisahan gas dan kondensat melalui fasilitas terapung (floating processing storage and offloading), serta kilang pengolahan gas alam cair di kabupaten Maluku Tenggara Barat. 

Inpex juga masih membahas usul anggaran proyek bersama SKK Migas sejak Mei lalu. "Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan proyek," kata juru bicara Inpex, Usman Slamet. Berdasarkan rencana Inpex, konstruksi proyek bisa dimulai pada 2022. Sedangkan gas baru akan disedot pada 2026, atau mundur empat tahun dari rencana semula. Proyek Blok Masela terlambat lantaran revisi POD yang diajukan Inpex pada Oktober 2015 ditolak pemerintah. 

ROBBY IRFANY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Uji coba penggunaan bakar bakar gas alam cair (LNG) untuk truk pengangkut bahan bakar gas (BBG). (Foto: ANTARA/HO-PT PGN Tbk)
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.


Terpopuler: Prabowo Bertanya ke Pengusaha Berapa Nilainya Setelah Dapat Skor 11 dari Anies, Rekrutmen CASN 2024 Bisa Lebih dari Sekali

13 Januari 2024

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan sambutan saat menerima dukungan dari Nelayan di Kertanegara 4, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2023. Nelayan yang tergabung dalam Solidaritas Nelayan Indonesia (SNI) mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumuing Raka pada Pilpres 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terpopuler: Prabowo Bertanya ke Pengusaha Berapa Nilainya Setelah Dapat Skor 11 dari Anies, Rekrutmen CASN 2024 Bisa Lebih dari Sekali

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, sempat bertanya berapa nilainya saat berdialog bersama para pengusaha Jumat, 12 Januari 2024.


Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai

12 Januari 2024

PROYEK BLOK MASELA
Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto berseloroh tentang proyek pengembangan lapangan migas Blok Masela.


Bertemu Menteri Energi Jepang, Arifin Tasrif Bahas Proyek Abadi Masela dan PLTA Kayan

20 Desember 2023

Blok Masela. antaranews.com
Bertemu Menteri Energi Jepang, Arifin Tasrif Bahas Proyek Abadi Masela dan PLTA Kayan

Menteri ESDM Arifin Tasrif bertemu Menteri Energi Jepang Ken Saito pada Senin, 18 Januari 2023. Apa saja yang dibahas?


Pertamina dan PETRONAS Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

18 Oktober 2023

Pertamina dan PETRONAS Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.


RUPS PLN: Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Komisaris Utama dan Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar Komisaris Independen

20 September 2023

Agus Martowardojo. wikipedia.org
RUPS PLN: Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Komisaris Utama dan Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar Komisaris Independen

Pengangkatan dua komisaris dan satu direksi baru PLN ini dilakukan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Rabu, 20 September 2023.


Investasi Blok Masela Bagian dari Transisi Energi, Bos Pertamina: Gas adalah Bridging Fuel

30 Agustus 2023

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, ketika ditemui awak media di ICE BSD Tangerang, Selasa, 25 Juli 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Investasi Blok Masela Bagian dari Transisi Energi, Bos Pertamina: Gas adalah Bridging Fuel

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati blak-blakan soal alasan Pertamina berinvestasi di Blok Masela.


Menteri ESDM Targetkan Blok Masela Berproduksi Desember 2029

4 Agustus 2023

Blok Masela. antaranews.com
Menteri ESDM Targetkan Blok Masela Berproduksi Desember 2029

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan Blok Masela bisa mulai produksi paling lambat 30 Desember 2023.


Tagihan Macet Piutang Pajak

26 Juli 2023

Tagihan Macet Piutang Pajak

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan piutang pajak belum tertagih sebesar Rp 7,2 triliun pada 2022.


Terkini Bisnis: Pertamina dan Petronas Kucurkan Dana ke Blok Masela, 10 Tanda Bisnis yang Dibangun Lewat Pencucian Uang

25 Juli 2023

Blok Masela. antaranews.com
Terkini Bisnis: Pertamina dan Petronas Kucurkan Dana ke Blok Masela, 10 Tanda Bisnis yang Dibangun Lewat Pencucian Uang

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Selasa sore, 25 Juli 2023 antara lain tentang Pertamina dan Petronas mengucurkan dana US$650 juta ke Blok Masela.