TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap kerja sama pengembangan teknologi satelit dengan Jepang untuk mendeteksi area penangkapan ikan bisa segera terealisasi. "Ini penting bagi kita semua untuk bekerja sama mengeksplorasi pemanfaatan teknologi satelit," kata Susi Pudjiastui dalam seminar 'The Space Utilization' yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), Rabu, 2 Agustus 2017.
Susi mengatakan pemerintah Indonesia dan Jepang sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama (MoU) pada Desember 2016 mengenai eksplorasi kelayakan proyek kerja sama menggunakan teknologi ruang laut, yang mencakup sumber daya manusia dan pendampingan teknis dari Jepang.
MoU itu kemudian ditindaklanjuti dengan pembahasan pemanfaatan (utilisasi) data satelit di sela-sela Apec Workshop di Tokyo akhir Juni, dengan mitra kerja sama Yamaguchi University dan Tokyo University.
Baca: Menteri Susi dan Kekuatan Besar di Sektor Perikanan dan Kelautan
Pemanfaatan data satelit juga berguna untuk mengelola wilayah pesisir untuk budidaya perikanan. Data itu pun berguna untuk mendeteksi aktivitas illegal fishing.
Indonesia memiliki tiga model data area penangkapan ikan, yakni area penangkapan potensial (potential fishing ground), peta lokasi ikan (Pelikan), dan pola stok ikan (fish stock model).
Potential fishing ground menggunakan data Radarsat, Cosmo Skymed, dan vessel monitoring system, yang memberi data potensi perikanan di setiap wilayah pengelolaan perikanan (WPP).