TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk. Suprajarto mengatakan penguatan rasio kecukupan modal (CAR) membuat perusahaan memiliki landasan kuat untuk tumbuh berkelanjutan di masa mendatang. "Penguatan CAR menjadikan Bank BRI memiliki landasan yang kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa yang akan datang," kata Suprajarto, Kamis, 20 April 2017.
Suprajanto menyebutkan, kinerja sepanjang kuartal I 2017 juga turut mengerek rasio kecukupan modal atau CAR perusahaan. CAR tercatat sebesar 20,86 persen atau naik dibandingkan dengan CAR kuartal I 2016 sebesar 19,49 persen. Selain itu, BRI mampu mencatatkan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 3,34 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 18,77 persen.
Berkaca dari kinerja sepanjang kuartal I-2017, bank pelat merah tersebut yakin mampu mencapai target yang telah ditetapkan di akhir tahun 2017. Di akhir tahun 2017 BRI menargetkan pencapaian laba bersih tumbuh 3-5 persen. Untuk kredit, perseroan menargetkan pertumbuhan antara 12- 14 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh sebesar 11 persen dari Rp 631,7 triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp 701,2 Triliun di kuartal I 2017. Secara komposisi, dana murah (CASA) masih mendominasi yaitu sebesar 56,63 persen atau naik dibandingkan dengan CASA di kuartal I 2016 sebesar 56,54 persen.
Suprajanto mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang strategi BRI untuk mengimplementasikan transaction banking dalam rangka pemberian layanan perbankan yang terintegrasi bagi nasabah.
Sementara fee based income BRI sepanjang kuartal I 2017 senilai Rp 2,5 Triliun. Nilainya naik 29,3 persen dibandingkan dengan fee based income di kuartal I 2016 senilai Rp 2 Triliun.
Penyumbang fee based income terbesar adalah dari simpanan sebesar 39 persen dan fee terkait e-banking sebesar 23 persen. Secara keseluruhan, fee based income berkontribusi sebesar 9,2 persen dari total seluruh pendapatan BRI di kuartal I 2017. Jumlahnya meningkat dibandingkan dengan kuartal I 2016 yaitu fee based income berkontribusi sebesar 7,8 persen dari total pendapatan BRI.
VINDRY FLORENTIN