TEMPO.CO, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia resmi menjadi investor proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). KAI akan diberi pendanaan Rp 5,6 triliun lewat skema Penyertaan Modal Negara (PMN).
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan pembiayaan proyek LRT Jabodebek ini menggunakan skema kombinasi antara dana dari pemerintah dan investasi BUMN, dalam hal ini PT KAI dan PT Adhi Karya Tbk.
“Jadi, nanti kombinasi antara pemerintah dan BUMN. Pemerintah melalui PMN dan PSO (public service obligation),” katanya seusai rapat di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2017.
Baca: Delapan BUMN Bangun Stasiun Jakarta hingga Sukabumi
KAI akan bertindak selaku investor untuk pembangunan sarana dan prasarana. Selain sebagai investor, KAI ditunjuk sebagai operator jika proyek ini rampung.
Sebelumnya, pemerintah sudah menggelontorkan dana Rp 1,4 triliun untuk Adhi Karya lewat PMN 2015.
Jika ditambah dengan PMN untuk KAI untuk proyek LRT di Palembang sebesar Rp 2 triliun, artinya total anggaran negara yang terkuras senilai Rp 9 triliun.
Namun Mardiasmo belum bisa memastikan dana Rp 5,6 triliun tersebut akan masuk APBN Perubahan tahun ini atau tahun depan.
“Kita sih inginnya 2018 juga bisa, karena sebelumnya sudah ada (PMN) yang Rp 2 triliun dan Rp 1,4 triliun,” tuturnya.