Manajemen Aramco menargetkan IPO akan dilakukan tahun depan. “Kami masih melihat peluang IPO pada 2018 dan belum ada perubahan dalam rencana kami,” ujar CEO Aramco, Amin Nasser kepada CNNMoney dalam forum World Economic Forum di Davos, pada pertengahan Januari 2017 lalu.
Baca : Kementerian Keuangan Kaji Penawaran Saham Aramco
Bagaimana sejarah Saudi Aramco hingga menjadi perusahaan migas terbesar seperti saat ini? Majalah bisnis Forbes merangkum apa saja yang diperhatikan oleh pelaku pasar dan investor, seperti dilansir Senin, 27 Februari 2017. Berikut rinciannya :
Bagaimana sejarah Aramco bisa menjadi perusahaan besar?
Awalnya Aramco adalah merupakan perusahaan minyak Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Standard Oil of California (kini bernama Chevron) dan awalnya bernama the California Arabian Standard Oil Company (CASOC). Perusahaan mengamankan hak konsesi dari pemerintah Arab Saudi pada 1933 untuk mencari tambang minyak. Kemudian perusahaan mulai menemukan ladang migas pada 1938, di wilayah pantai timur Arab Saudi.
Pada 1948, nama perusahaan diganti menjadi the Arabian American Oil Company (Aramco) yang kepemilikannya juga masih patungan dengan Standard Oil of California, Texaco, Standard Oil of New Jersey (sekarang bernama ExxonMobil) dan Standard Oil of New York.
Baca : Siap IPO, Saudi Aramco Bidik Bursa Singapura
Kapan Aramco mulai menjadi dimiliki penuh oleh pemerintah Arab Saudi?
Tidak seperti perusahaan migas pelat merah lain di kawasan Timur Tengah dan Amerika Latin, pemerintah Saudi tidak menasionalisasi perusahaan dengan pemaksaan. Baru mulai pada 1972, pemerintah Saudi mulai membeli saham Aramco yang dimiliki perusahaan Amerika. Hingga pada 1980, pemerintah Saudi berhasil mengakuisisi seluruh saham Aramco.