TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan tengah berupaya menjajaki tujuan pasar-pasar baru untuk ekspor. Setelah menghadiri pembukaan rapat kerja di Istana Negara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan sudah ada perusahaan nasional yang masuk di kawasan Afrika, seperti Kenya dan Nigeria. "Indofood sudah jalan, bahkan sudah masuk industrinya," kata Enggartiasto di Jakarta, Selasa, 21 Februari 2017.
Selain Indofood, perusahaan Mayora disebut-sebut sudah ekspansi ke Benua Afrika. Pemerintah, ucap Enggartiasto, akan terus mendorong industri lain terjun ke negara-negara tujuan ekspor yang baru. "Berbagai hambatan non-tarif akan kami atasi dan adakan join study," tuturnya.
Selain Afrika, negara-negara di kawasan Eurasia mempunyai potensi besar sebagai pasar ekspor baru selain Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Cina. Kementerian Perdagangan, kata Enggartiasto, baru meminta duta besar Indonesia untuk Rusia melakukan join study. "Kami akan meningkatkan pasar yang baru dengan tidak mengabaikan yang lama," ucap Enggartiasto.
Baca:
Raup Ratusan Juta, Pengusaha Batik Ini Bocorkan Caranya
Usaha Batik Modal Rp 500 Ribu, Dulu Sepi Kini Banjir Rezeki
Presiden Joko Widodo, dalam sambutan rapat kerja Kementerian Perdagangan, meminta Indonesia membuka pasar baru tujuan ekspor. Di kawasan Afrika, nilai ekspor Indonesia baru menyentuh angka US$ 4,2 miliar. Sementara potensi pasarnya di Afrika sebesar US$ 550 miliar.
Belum lagi negara-negara yang ada di kawasan Eurasia. Jokowi mengatakan ada potensi pasar ekspor sebesar US$ 251 miliar di kawasan tersebut. Namun, sayangnya, ekspor Indonesia ke sana belum maksimal. "Negara-negara ini kami lihat dengan cara serampangan, tidak memberikan perhatian yang serius," katanya.
Simak:
Produk Kerajinan Indonesia Merambah Pasar Swiss
Mati-Hidup Bisnis Rio Dewanto, dari Beternak ke Jual Kopi
Presiden menduga belum tergarapnya pasar baru tersebut karena para birokratnya bekerja secara rutin. Semestinya atase perdagangan dan direktorat jenderal luar negeri bisa berfungsi menjembatani perdagangan dan melakukan promosi. "Harus diubah semuanya. Perubahan dimulai dari pejabat-pejabat," ucap Jokowi.
ADITYA BUDIMAN