TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan keinginannya membuat tol udara, khususnya di wilayah Papua. Tujuannya adalah untuk menekan disparitas harga antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian Timur.
"Ada disparitas harga di Papua, utamanya di daerah-daerah pegunungan di sana," kata dia di Jakarta, Rabu, 16 November 2016.
Baca: Solar Tercampur Air, Ini Kronologi Versi Pertamina
Menurut Budi, hal itu menjadi perhatian Kementerian Perhubungan. Sehingga mereka menggagas konsep tol udara, yang mirip dengan tol laut. Bahkan, rencananya, Kementerian Perhubungan juga akan memberlakukan subsidi di program tol udara tersebut.
Masalah lain dalam transportasi, kata Budi, adalah integrasi. Di mana, moda transportasi darat begitu dominan dibanding moda transportasi laut. Padahal sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut. "Laut menjadi halaman belakang, sama sekali tidak tersentuh."
Baca: Anggaran Proyek MRT Membengkak, Ini Sebabnya
Menurut Budi hanya enam persen pergerakan barang yang dilakukan melalui laut. Karena itu, ia ingin pergerakan truk di laut, dan diciptakan proyek roll on roll off (RoRo). Proyek ini berada di Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, sampai Lombok.
Selain itu, Budi sedang mengupayakan Peraturan Presiden soal RoRo, agar bisa mendapat subsidi dari pemerintah. Sehingga jalur transportasi laut bisa lebih kompetitif dengan jalur darat. "Kalau dihitung, darat masih lebih murah."
Baca: Berkat Keripik Pisang Remaja Ini Dapat Modal Rp 500 Juta
Budi memastikan Kementerian akan lebih berperan sebagai regulator dalam pengelolaan pelabuhan. Ada 20-50 pelabuhan yang akan diberikan kepada swasta, namun tetap kepemilikan pemerintah dominan yaitu sebesar 51 persen.
DIKO OKTARA