TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Jawa Timur, yang sempat mangkrak bakal kembali dilanjutkan. Air dari proyek tersebut akan dialirkan ke lima wilayah dengan harga bervariasi.
Kepala Badan Penanaman Modal provinsi Jawa Timur Lili Soleh Wartadipradja mengatakan air akan disalurkan ke Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, dan Kabupaten Gresik. Air yang bersumber dari mata air Umbulan di Kabupaten Pasuruan tersebut akan dialirkan melalui PDAM setempat.
Lili mengatakan harga air ditentukan berdasarkan jarak wilayah penerima air dengan sumber air. "Yang paling dekat yang paling murah," kata Lili seusai penandatangan perjanjian KPBU SPAM di kantor Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianJakarta, Kamis, 21 Juli 2016. Dengan demikian, lanjut Lili, masyarakat di Kabupaten Pasuruan akan mendapatkan air dengan harga termurah.
Menurut Lili, Proyek Daerah Air Bersih (PDAB) menjual air seharga Rp1.050 per meter kubik ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pasuruan. Sementara di wilayah terjauh yaitu Kabupaten Gresik, harga dipatok Rp3.700. PDAM di Kabupaten dan Kota Pasuruan kemudian akan menjual air dengan harga Rp2.500. "PDAM untung dua kali lipat dengan adanya SPAM Umbulan," kata Lili.
Harga tersebut, menurut Lili, jauh lebih murah dibandingkan harga jual air selama ini di kelima wilayah tersebut. Untuk wilayah terdekat, harga air dipatok Rp 6.600 dan Rp 8.000 untuk wilayah terjauh. Lili mengatakan harga jual air bisa lebih rendah berkat bantuan pembiayaan dari pemerintah. "Biaya investasi yang ditekan juga menekan harga jual," kata dia.
Proyek penyediaan air minum Umbulan yang disiapkan sejak 1988 ini memiliki nilai total investasi sebesar Rp4,51 triliun. Dana investasi swasta yang diserap mencapai Rp2,05 triliun. Kementerian Keuangan juga memberikan Dukungan Kelayakan sebesar Rp818 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memastikan harga beli air terjangkau dan menjaga aspek feasibility dari proyek tersebut.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantu pembiayaan dan pembangunan pipa dari titik offtake sampai ke distribusi utama. Kementerian PUPR juga membiayai dan membangun instalasi pengelolaan air dari Kali Rejoso dengan kapasitas 300 liter per detik.
"Kementerian PUPR juga mendukung dengan memberikan izin penempatan pipa di jalan tol yang dilalui dan pengurangan biaya sewa jalan tol," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Soekarwo mengatakan final closing proyek SPAM Umbulan ditargetkan selesai dalam enam bulan. Sementara pengerjaan proyeknya ditargetkan rampung dalam dua tahun.
Proyek SPAM Umbulan sudah mangkrak selama 43 tahun. Lili mengatakan masalah proyek tersebut tak hanya teknis. "Sosial dan politik juga," katanya. Ia mengatakan pemerintah dan masyarakat perlu berkomitmen dan berkoordinasi untuk mewujudkan proyek tersebut.
Berkat koordinasi tersebut, Lili mengklaim pembebasan lahan untuk proyek tersebut tak menghadapi masalah. "Tahun ini sudah mulai pembebasan lahan dan relokasi," katanya.
Hari ini, pemerintah dan badan usaha baru menandatangani tiga perjanjian proyek. Perjanjian yang diteken di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut ialah Perjanjian Penyediaan Air Minum Curah antara Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Provinsi Jawa Timur dengan PT Meta Adhya Tirta Umbulan.
Selain itu, ditandatangani pula Perjanjian Penjaminan Infrastruktur antara PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero (PT PII) dengan PT Meta Adhya Tirta Umbulan serta Perjanjian Regres antara Gubernur Jawa Timur dengan PT PII.
VINDRY FLORENTIN