TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makroekonomi dan Keuangan Internasional, Andin Hadiyanto, mengatakan pemerintah menargetkan bisnis keuangan syariah akan meningkat lebih dari 20 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang.
"Paling enggak (share keuangan syariah) lebih dari 20 persen pada 2023-2025. Mengingat keuangan syariah Indonesia masih terbatas, baru 5 persen saja dari keseluruhan," kata Andi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Mei 2016.
Menurut Andin, keuangan syariah masih merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat. Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah dalam menggenjot keuangan syariah." Jadi perlu ada sosialisasi, pengenalan," tuturnya.
Simak: SK Reklamasi Kelar, Menteri Siti: Hentikan Pembangunan Pulau
Andin menambahan pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia cukup bagus. Ekonomi islam, juga mampu bertahan saat krisis terjadi pada 1998 lalu. "Walaupun size kecil, tapi presentase kenaikannya sangat tinggi, lebih dari 30 persen dalam beberapa tahun terakhir."
Karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan keuangan syariah dengan menjadi tuan rumah Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-41 yang akan digelar pada 15-19 Mei mendatang. Topik yang akan dibahas dalam sidang itu adalah mengenai koordinasi dan kerja sama teknis untuk pembangunan antar negara-negara anggota.
Baca: Pilot Lion Air Mogok Kerja, YLKI: Tegur Keras Manajemennya
Topik lain yang dibahas yakni pembangunan ketahanan ekonomi bagi negara anggota, pengembangan investasi syariah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembiayaan syariah yang inovatif untuk pengentasan kemiskinan, pengembangan pasar syariah mikro bagi keuangan inklusif, serta pendanaan syariah di sektor infrastruktur.
ANGELINA ANJAR SAWITRI