TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi support (batas bawah) kurs rupiah hari ini berada pada level 13.343 per dolar Amerika Serikat dan resistan (batas atas) di level 13.329 per dolar Amerika.
“Laju rupiah cenderung berada di zona merah seiring belum adanya sentimen positif yang signifikan untuk dapat mengimbangi sentimen global yang cenderung negatif,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu, 11 Mei 2016.
Namun demikian, diharapkan imbas dari penguatan harga minyak mentah dunia dapat menekan laju dolar Amerika sehingga laju rupiah berkesempatan untuk berbalik menguat. Bila tidak, ia berpesan agar pelaku pasar mewaspadai potensi pelemahan lanjutan.
Imbas dari kembali melemahnya laju harga minyak mentah dunia memberikan sentimen negatif pada laju rupiah karena memberikan kesempatan pada laju dolar Amerika untuk dapat melanjutkan penguatannya.
Ditambah lagi dengan adanya rencana dari Bank Sentral Jepang (BoJ) yang berkeinginan melakukan intervensi yen, membuat daya dorong yen terhadap dolar Amerika makin berkurang dan memperkokoh laju yen di zona positifnya.
“Bahkan adanya rilis kenaikan cadangan devisa pun tidak banyak ditanggapi rupiah saat ini karena pelaku pasar lebih memperhatikan sentimen eksternal tersebut,” kata dia. Posisi cadangan devisa RI naik pada akhir April 2016. Bank Indonesia mencatat, cadangan devisa April menjadi US$ 107,7 miliar atau setara Rp 1.435,9 triliun; sedangkan bulan sebelumnya hanya US$ 107,5 miliar.
Adapun kemarin, berdasarkan pantauan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah ditutup pada level 13.333 per dolar Amerika atau melemah 49 poin dari posisi kemarin yang berada pada level 13.284 per dolar Amerika.
BAGUS PRASETIYO