TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemasaran PT Telkomsel Masud Hamid meresmikan sepuluh BTS (Base Transceiver Station) 3G yang dibangun di sejumlah lokasi di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Dengan adanya BTS atau menara pemancar/penerima sinyal 3G di pulau yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah, Malaysia, ini diharapkan mampu meminimalkan kendala jaringan yang sering dialami masyarakat di wilayah perbatasan RI-Malaysia di daerah itu,” katanya saat peresmian layanan broadbrand BTS 3G di Pulau Sebatik, Sabtu, 15 Agustus 2015.
"Pembangunan sepuluh BTS khusus 3G ini diharapkan mampu menjawab segala permasalahan jaringan yang dialami masyarakat di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, yang selama ini sering mengalami gangguan jaringan," ujarnya.
Dengan adanya tambahan sepuluh BTS di Pulau Sebatik, Masud Hamid menambahkan, maka total keseluruhan di pulau itu berjumlah 26 BTS yang disebar di sejumlah lokasi, terutama di sekolah-sekolah, perkantoran, dan pos-pos TNI penjaga perbatasan.
Ia mengungkapkan, dengan keberadaan sepuluh BTS 3G ini, maka masyarakat di wilayah perbatasan dapat atau bebas menggunakan akses Internet yang lebih laju dibandingkan sebelumnya. PT Telkomsel juga akan terus melakukan evaluasi secara berkelanjutan pada berbagai hal yang dianggap penting.
Masud Hamid juga menegaskan bahwa penambahan BTS di Pulau Sebatik merupakan bagian dari menjaga kedaulatan Negara Kesatuan RI karena jaringan telekomunikasi sangat penting di wilayah tapal batas dalam rangka mendukung pertahanan dan keamanan negara.
"Pembangunan BTS di Pulau Sebatik sebagai bagian menjaga pertahanan dan keamanan NKRI," tuturnya. Dia menambahkan, untuk saat ini, jaringan Telkomsel telah mampu menjangkau sebagian wilayah Malaysia, khususnya di Kota Tawau.
Namun dia mengatakan jaringan telekomunikasi Malaysia yang selama ini sering mengganggu jaringan telepon di Kabupaten Nunukan belum dapat diantisipasi secara menyeluruh.
ANTARA