TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto berharap pemerintah memberikan perlindungan kepada pengusaha kecil dan menengah yang terkena dampak pelemahan rupiah. Pengusaha yang terkenan imbas buruk rupiah melemah adalah pengusaha yang dalam proses produksinya menggantungkan kepada impor. "Pemerintah harus memastikan stabilitas makroekonomi terjaga," katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 16 Maret 2015.
Penguatan dolar membuat suku cadang kapal yang masih impor, harganya melangit. Imbas penguatan dolar akan semakin berat dirasakan bagi pengusaha perikanan yang bahan bakunya diimpor misalnya pakan ikan dan impor ikan berkelas seperti ikan salmon serta kepiting Alaska. "Harus segera diubah tarifnya," katanya. "Nilai tukar semakin sulit ditebak."
Yugi berharap pemerintah bisa menjaga nilai tukar sesuai target di dalam APBN Perubahan 2015 yang dipatok Rp 12.500 per dolar Amerika Serikat. Dengan nilai tukar seharga itu, kalangan eksportir dan importir dinilai akan nyaman. Ia mengkritik pejabat pemerintah yang mengumbar pernyataan bahwa ekonomi masih aman asalkan nilai tukar dolar di bawah Rp 15.000. "Membuat spekulan terus memainkan kurs rupiah," katanya.
Menurut Yugi, dampak buruk melemahnya rupiah tidak hanya dirasakan pengusaha kecil. Kelompok industri besar juga terkena imbasnya. Namun pengusaha kelas atas terlindungi sebab memiliki kesepakatan dengan bank tentang hedging atau nilai lindung utang. Manfaat hedging adalah cicilan dan nilai pembayaran utang bisa diselesaikan meski membutuhkan waktu lama.
Nilai tukar rupiah masih belum menunjukkan penguatan. Posisi indeks dolar yang melampaui level 100 membuat rupiah dan sebagian mata uang regional kembali melemah terhadap dolar Amerika hari ini, Senin 16 Maret 2015. Hingga pukul 12.00 WIB, rupiah melorot 37 poin (0,28 persen) ke level 13.242 per dolar. Penurunan ini tidak seburuk won Korea Selatan yang turun 0,55 persen ke level 1.134,78 per dolar, dan ringgit Malaysia anjlok 0,60 persen pada level 3,7075 per dolar.
Menurut Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, kenaikan tajam indeks dolar mengkonfirmasi spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed rate) dalam pertemuan The Fed tengah pekan ini. “Menjelang Fed Meeting, ekspektasi kenaikan Fed rate menjadi penopang utama penguatan dolar,” tutur Rangga dalam riset hariannya. Selain pertemuan The Fed, pelaku pasar juga menunggu hasil rapat menteri-menteri ekonomi terkait stabilitas nilai tukar dan pertemuan direksi Bank Indonesia pekan ini.
DEVY ERNIS | MEGEL JEKSON