TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, menyatakan parlemen dan pemerintah ke depan harus akur jika ingin menjaga iklim investasi. Apabila pemerintah dan parlemen tak mampu menjaga keharmonisan, kata Reza, hal itu akan berbahaya bagi iklim investasi.
"Jika ada penjegalan di DPR, dapat dipastikan mendapat respons negatif dari pelaku pasar," ujarnya kepada Tempo, Ahad, 12 Oktober 2014. (Baca: Ini Sebabnya Dana Asing Kabur dari Indonesia)
Menurut Reza, pelaku pasar menunggu banyak hal dari pemerintahan baru. Pertama, setelah isu penundaan pelantikan presiden terjawab, pelaku pasar ingin tahu susunan kabinet ke depan. "Penting sekali untuk mengetahui bagaimana presiden terpilih Joko Widodo menempatkan orang, apakah memilih berdasarkan kapabilitas atau hal lain," tuturnya.
Reza menambahkan, secara umum, orang tak akan mempermasalahkan apabila komposisi kabinet juga diisi oleh nama-nama dari partai, asal sesuai dengan kapabilitas dan persepsi dalam masyarakat. "Misalnya, dari PPP untuk menduduki Menteri Agama masih direspons positif ketimbang mendudukkan nama yang berasal dari PPP untuk menjabat Menteri Perindustrian," ujar Reza. (Baca: Samsung Incar Kawasan Industri Jababeka)
Kedua, pelaku pasar menunggu realisasi program kerja dari pemerintahan yang baru. Menurut Reza, harmonisasi antara pemerintah dan parlemen menjadi kunci penting untuk mewujudkan realisasi program kerja Joko Widodo yang dinilai tak populer dan butuh pembiayaan besar. "Drama politik kemungkinan masih akan berlangsung sampai lima tahun mendatang ketika parlemen masih enggan melepaskan diri dari dendam koalisi,” kata Reza.
DINI PRAMITA
Terpopuler
Di Yogya, Zuckerberg Coba Facebook di Pos Ronda
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanksi
Zuckerberg Lihat Sunrise di Borobudur Luput dari 'Radar'