Bukan hanya antrean panjang yang menggelisahkan Edi akibat pembatasan solar bersubsidi. “Takutnya tiba-tiba semua harga jadi naik seperti saat pembatasan kuota BBM Premium beberapa waktu lalu,” katanya. (Baca: Solar Dibatasi, Ongkos Angkot Naik Dua Kali Lipat)
Edi berharap pemerintah lebih tegas dalam membuat kebijakan tentang bahan bakar minyak agar tidak membuat pedagang dan kalangan terdampak langsung terus merasa waswas. “Kami lebih setuju harga itu diputuskan dinaikkan atau tidak sekalian, tapi tidak ada embel-embel lainnya yang memberatkan seperti kuota atau jam tertentu, jadi bekerja juga tenang,” katanya. (Baca: Nelayan Tegal Malah Minta Subsidi Solar Dihapus)
Sebab, kata Edi, harga penjualan daging menjadi fluktuatif. “Kalau sekarang masih normal, Rp 95-96 ribu per kilo. Kami belum pasang harga baru karena dampak pembatasan solar ini,” katanya.
Ketua Kelompok Peternak Sapi Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Andini Seto, menuturkan pembatasan solar bersubsidi ini memiliki dampak berbeda-beda bagi kalangan peternak. Ia menuturkan kelompok peternak kecil yang lingkup penjualannya hanya dalam kabupaten mungkin tak meraskan dampaknya. Tapi tidak begitu dengan peternak besar yang sudah menjual ke kabupaten lain di DIY, bahkan hingga ke luar DIY.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Massa Prabowo Bentrok dengan Polisi di KPU Jatim
Hakim Wahiduddin Koreksi Gugatan Prabowo-Hatta
Ahok Curiga, Belum Ada Pejabat DKI yang Dipecat
Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI