TEMPO.CO, Jakarta - Bervariasinya sentimen yang hadir di pasar uang regional membuat pergerakan rupiah masih cenderung fluktuatif. Di pasar spot pukul 11.30 WIB, rupiah menguat 29 poin (0,25 persen) ke level 11.796 per dolar AS.
Dalam beberapa perdagangan terakhir, rupiah mondar-mandir di kisaran 11.700-11.800 per dolar AS, tergantung sentimen mana yang lebih kuat.
Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, mengatakan rupiah kembali bermain di level sentimen. Data-data ekonomi awal bulan yang membaik telah menggiring rupiah ke level 11.800 per dolar AS. "Setelah data-data itu habis, rupiah kehabisan tenaga dan kembali mengandalkan sentimen emerging market," ujarnya kemarin.
Menurut Lindawati, surplus perdagangan pada awal tahun yang juga diikuti menurunnya defisit transaksi berjalan berhasil membalikkan kondisi menjadi jauh lebih baik dibanding posisi tahun 2013.
Namun di sisi lain, penguatan yang terlalu tajam, bahkan hingga 200 poin dalam sehari, tidak baik bagi pasar. Menghadapi akhir bulan, demand rupiah akan meningkat untuk kebutuhan korporasi. "Diharapkan rupiah bisa bertahan di level fundamentalnya, yakni 11.800 per dolar AS," ujar Lindawati.
Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan tahun ini merupakan momentum positif bagi rupiah setelah mengalami depresiasi yang tajam pada tahun lalu.
Berbagai indikator ekonomi dalam negeri menunjukkan rupiah masih berpotensi menguat. Namun belum stabilnya pertumbuhan pasar tenaga kerja dan kelanjutan tapering off bank sentral AS bisa memicu sentimen negatif. "Hari ini, rupiah masih sanggup bertahan di bawah level 12.000 per dolar AS."
PDAT | M. AZHAR