TEMPO.CO, Jakarta - Senior Associate Director of Retail Services Colliers International Indonesia, Steve Subadi J Sudijanto mengatakan saat ini bisnis properti di bidang retail seperti pusat perdagangan (trade center) perlahan-lahan mulai ditinggalkan karena sepi. "Saat ini, pengembang lebih tertarik berinvestasi retail di mal pusat berbelanjaan dengan grade A,” ujar Steve saat diskusi bersama media di Gedung World Trade Center, Jakarta, Senin, 8 Juli 2013.
Menurut Steve, banyak pemilik dan pengembang trade center hanya menjadikan trade centernya sebagai investasi, tidak digunakan sebagai alat bisnis. "Mal yang tidak sukses bisa dilihat dari sepinya pengunjung dan omsetnya gak ada, contohnya ada satu trade center di Thamrin, itu semua tokonya terjual namun tidak dibuka," ia menambahkan. Hal ini terjadi karena pengembang tidak mengontrol kepemilikan dan kinerja bisnisnya.
Steve mengatakan ada pergeseran minat bisnis properti, setelah trade center tidak laku, pengembang mulai beralih ke mal grade A. "Saat ini shopping mall grade A lebih digemari karena sudah pasti akan ramai namun kendalanya adalah sulitnya mendapat izin pembangunan," ujarnya.
Selama kuartal II 2013, ada tiga retail baru beoperasi di Jakarta , yakni Pondok Indah Street Gallery, ekstensi dari Pondok Indah I, Lotte Mart Shopping Avenue, dan Cipinang Indah Mall.
TIKA PRIMANDARI
Topik Terhangat
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh
Baca juga:
Sambut Ramadan, Peziarah Makam Gus Dur Meningkat
Haidar: Mari Jadikan Puasa Kita Puasa Spiritual
Menteri Agama: Ada Kemungkinan Awal Puasa Berbeda
Awal Ramadan, Gontor Tak Tunggu Pemerintah